Dokumen itu memuat analisis postmortem Supardjo mengenai kegagalan G30S.
Menurut Supardjo, sebagian besar penyebab kehancuran G30S adalah karena ketidakmampuan para simpatisannya sendiri.
G30S tidak memiliki rencana matang selain penculikan tujuh jenderal.
Baca Juga: Mengerikan! di Balik 30 September 1965, Nyanyian Maut Syam Kamaruzaman Sapu Bersih PKI
Gerakan itu tidak memanfaatkan fasilitas radio secara maksimal dan tidak mampu membuat keputusan penting pada saat krusial bahkan G30S tidak memberi pasukannya.
Supardjo melihat G30S sebagai contoh memprihatinkan suatu Gerakan jika orang sipil diberi kepercayaan merancang aksi militer.
Syam merupakan orang sipil menempatkan diri sebagai pimpinan G30S dan menggertak Biro Khusus PKI supaya memberi laporan yang sesuai dengan agendanya sendiri.
Syam juga mengabaikan kritik dari perwira militer yang bekerja sama dengannya, serta mencampur adukan paradigma aksi militer yang bersifat rahasia dengan mobilisasi rakyat sipil yang bersifat terbuka.
Baca Juga: Bikin Heboh!! Sosok Devina Kirana Dituding Sebagai Selingkuhan Rizky Billar, Hingga Memicu KDRT
Dalam dokumen Supardjo, Supardjo sendiri secara gamblang mengatakan Syam adalah orang yang paling bertanggung jawab dalam memulai dan merancang G30S.