Hadawiah: Pemerintah Harus Berikan Perhatian Khusus Terhadap Guru, Terkhusus Guru di Pedalaman dan Pesisir

- 26 November 2023, 11:30 WIB
Akademisi Universitas Muslim Indonesia Makassar, DR Hadawia Hatita/ANTARA/Suiriani Mappong
Akademisi Universitas Muslim Indonesia Makassar, DR Hadawia Hatita/ANTARA/Suiriani Mappong /ANTARA/

PRIANGANTIMURNEWS - Pakar pendidikan dari Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, DR Hadawiah Hatita, dalam menyambut peringatan Hari Guru Nasional di Makassar pada hari Sabtu 25 November 2023, menekankan perlunya dunia pendidikan dan pemerintah memberikan apresiasi yang lebih besar kepada para guru dengan latar belakang politik.

Hadawiah mengutarakan, bahwa Hari guru adalah momentum yang sangat penting bagi murid dan guru.

Selain itu dia juga mengatakan, kita tidak hanya memahami kehidupan keilmuan yang kita miliki, tetapi dunia pendidikan dan pemerintah juga harus secara tegas memberikan penghargaan dan dukungan lebih kepada para guru.

Baca Juga: Hari Guru Nasional: Ini Kesan Mendalam Dari Sebagian Warga Tasik

Dalam menilai peran guru, Hadawiah menyebutkan perlunya menghindari penderitaan guru, terutama mereka yang tidak menerima gaji, terutama di daerah pedalaman yang banyak karir oleh guru-guru yang telah mengabdikan diri selama puluhan tahun tanpa mendapatkan status PNS.

Hadawiah menegaskan bahwa pemerintah seharusnya memberikan perhatian khusus terhadap kondisi seperti demikian.

Dia menekankan bahwa seorang guru harus dapat fokus mempersiapkan materi dan ilmu untuk diumumkan kepada muridnya, tanpa harus terlibat dalam pekerjaan lain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya.

Baca Juga: Contoh Puisi Hari Guru Nasional 2022, Menyentuh Hati, Pas di Baca Untuk Para Guru di Sekolah

Oleh karena itu, Hadawiah mengancam agar pemerintah tidak hanya meminta guru untuk menyampaikan ilmu yang setara dengan rekan-rekan mereka di kota.

Namun, perhatian terhadap guru di pedalaman dan pesisir harus sebanding dengan perhatian terhadap guru di kota.

Hadawiah mengingatkan bahwa tantangan bagi guru tidak hanya berhenti pada aspek tersebut.

Baca Juga: PHRI dan PGRI Pangandaran Kirim Bantuan Logistik untuk Korban Gempa Cianjur

Dia menyebutkan bahwa ketika seorang murid menghadapi masalah dan guru memberikan sanksi, seringkali guru yang menjadi korban ketidakadilan hukum. Guru melaporkan ke polisi, dan proses hukum jadi tidak adil terhadap guru.

Dengan tegas dia menyatakan, harusnya pendidikan di sekolah diserahkan sepenuhnya kepada guru. Namun, seringkali orang tua tidak setuju, dan guru malah menjadi korban.

Hadawiah mencermati semua fenomena ini sebagai sebuah permasalahan dalam komunikasi pendidikan, di mana pemerintah, guru, juga orang tua harus memiliki komunikasi yang baik untuk mencegah terjadinya problema di dunia pendidikan.

Baca Juga: Sejarah Singkat 25 November Dijadikan Hari Guru Nasional

Komunikasi yang efektif diantara pemerintah, guru, dan orang tua akan menciptakan tatanan pendidikan yang lebih baik.

Terlebih lagi, dengan menyadari bahwa biaya pendidikan semakin tinggi, Hadawiah menyoroti bahwa meskipun pembayaran mungkin dapat disubsidi atau bahkan gratis, namun biaya lain di luar itu sangat mahal.

Banyak masyarakat yang tidak mampu melanjutkan pendidikan anak-anak mereka karena berbagai pembayaran, termasuk SPP, sehingga menyebabkan banyak anak putus sekolah.

Baca Juga: Peringatan Hari Guru Nasional 2022, Berikut Makna Logo dan Temanya

Ini adalah hal yang harus diperhatikan oleh pemerintah sebagai upaya dalam mencerdaskan anak bangsa.***

Editor: Sri Hastuti

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah