PRIANGANTIMURNEWS- Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan rencanakan beli laptop dan tablet merah putih.
Luhut meminta agar Mendikbud Nadiem Makarim untuk menganggarkan pembelian laptop dan tablet merah putih.
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menanggapi pernyataan Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan.
Sebagaimana dikutip Priangantimurnew. Pikiran Rakyat dari akun Twitter @susipudjiastuti pada Minggu, 25 Juli 2021.
Susi Pudjiastuti mengatakan berikan saja uangnya untuk bantuan langsung tunai.
Baca Juga: Lansia Terpapar Covid-19, Ini kata Dokter Tirta
"Berikan uangnya untuk bantuan langsung tunai, perbolehkan mereka memilih apa yang dibutuhkan hari ini dan membeli yang mereka perlukan kali ini," kata Susi Pudjiastuti.
Menurut Susi, kenapa anggaran harus dibelanjakan untuk produk tertentu.
"Pada saat ini masyarakat perlu sehat, obat, faskes, makan, ucapnya.
Pemilik PT ASI Susi Pudjiastuti tersebut berharap anggaran pemerintah dibelikan untuk kebutuhan masyarakat yang paling urgent saat ini.
Julukan Puteri Laut Selatan Susi Pudjiastuti menganggap anggaran pemerintah tidak untuk dibelikan produk tertentu untuk kondisi saat ini.
"Kebutuhan masyarakat sekarang memang membutuhkan sehat, obat-obatan, vitamin dan makan," ucapnya.
Sebagaimana diketahui bahwa Menko Maerves Luhut telah merencanakan produksi laptop dan tablet merah putih.
Melalui akun YouTube Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut sampaikan pengembangan laptop tersebut.
Menurut Luhut laptop merah putih dikembangkan konsorsium industri lokal yang berkolaborasi dengan ITB, ITS dan UGM.
"Pembuatan laptop dalam negeri yang dibuat ITB, ITS dan UGM bekerja sama dengan TIK akan memproduksi laptop merah putih dengan merek Dikti Edu," ucap Luhut.
Baca Juga: Lifter Indonesia Gagal Meraih Emas, Eko Yuli Irawan: Mungkin Rezeki yang Terbaik Buat Saya
Selanjutnya terang Luhut, akan elok jika dibuat di era menteri Nadiem Makarim segera diterbitkan.
"Untuk pembelian laptop dengan anggaran Rp 13 triliun bisa dibangun industri kini," kata Luhut.***