Sementara itu Ipan sebagai pembicara kedua menyampaikan mengikuti kebijakan pemerintah tidak ada salahnya akan tetapi pemerintah juga harus hadir dalam kondisi sulit yang dihadapi masyarakat dalam kebijakan PPKM ini.
"Sholat dengan menjaga jarak, ibadah dengan mengikuti protokol kesehatan itu tidak menyebabkan tidak sah jadi apa salahnya menjalankan, akan tetapi juga harus diperhatikan pemerintah harus hadir ditengah kesulitan masyarakat hanya untuk bertaha hiduap, dimana banyak yang harus kehilangan pendapatannya teracam pendidikannya dan lain sebagainya," tutur Ipan.
Baca Juga: Ditengah Melonjaknya Kasus Positif Covid-19, Menko Polhukam Asik Nonton Ikatan Cinta
Ipan menambahkan transparansi pemerintah dibutuhkan dalam memberikan pencerahan sehingga tidak menghasilkan kebingungan di masyarakat.
"kebingungan ini justru yang dapat menghasilkan dampak yang lebih besar di masyarakat seperti dampak sosial, politik, ekonomi, kesehatan dan pendidikan. Kondisi itu disebabkan oleh ketidak jelasan informasi lebih luasnya akan mendatangkan krisis kepercayaan terhadap pemerintah, disini justru titik tekan yang harus dipikirkan sehingga pemerintah tidak terkesan semena-mena dalam membuat kebijakan, tampilkan segalanya dengan gamblang dan jelas supaya tidak ada presepsi yang negatif," katanya.
Kegiatan tersebut diawali dengan do'a bersama yang dipimpin oleh Ust. Lutfi Mubarok salah satu kader Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama yang berada di Desa Wangunjaya.
Dan kegiatan ini ditutup dengan penyampaian pesan dari kedua pembicara kepada seluruh masyarakat untuk tetap berpikir solutif bukan lantas mencari kambing hitam dan berpikir objektif tidak mudah terprovokasi oleh opini-opini yang tidak bertanggung jawab.***