"Kendalanya, banyak setelah selesai proses pembelajaran anak anak susah diatur, mereka suka bermain dulu dan segala macam, itu juga harus terus di ingatkan. Sebetulnya yang paling sulit itu hanya pembiasaan baru,"kata, Irvan.
Lanjut Irvan, tidak akan mudah untuk menerapkan pembiasaan, baik belajarnya, baik cara berinteraksi nya, tetapi insyaallah jika sering di ingatkan anak anak akan ada perubahan.
Baca Juga: Balita Usia 2 Tahun Ditinggal Bapaknya di Warung Kopi
"Pembelajaran tatap muka kalo di katakan efektif atau tidak, jelas kurang efektif, karena jika ingin efektif itu harus total tatap muka nya," ujarnya.
Tetapi minimal setelah satu tahun lebih daring, sekarang ada pembiasaan baru. Jika tatap muka di lakukan 100 persen, saya yakin mereka akan kaku kembali, terutama dari karakter siswa yang akan berpengaruh.
Tetapi tatap muka terbatas ini langkah awal yang di lakukan ini sangat tepat karena bertujuan untuk menerapkan pembiasaan baru secara bertahap.
Mudah mudahan beberapa bulan ke depan kegiatan belajar tatap muka mereka sudah terbiasa, sehingga bila dilakukan pembelajaran tatap muka 100 persen tidak akan aneh lagi.
Selama ini pembelajaran hanya di laksanakan secara konfesional, kalo sekarang kan anak sudah terbiasa dengan menggunakan gadget.
Makanya jika nanti di lakukan pembelajaran tatap muka di campur dengan daring, mereka akan lebih terbiasa untuk sadar Iptek atau literasi digital.