Masyarakat Indonesia Tidak Menginginkan Banyak Partai Politik Pada Pemilu 2024

- 13 Juli 2022, 08:02 WIB
Peneliti politik LIPI, Siti Zuhro.
Peneliti politik LIPI, Siti Zuhro. /Tangkapan layar Youtube, Pusat Pengajian Islam Universitas Nasional./

PRIANGANTIMURNEWS- Masyarakat Indonesia tidak menginginkan banyak partai politik (Parpol) pada Pemilihan Umum (Pemilu) serentak tahun 2024 mendatang.

Hal tersebut dikatakan, Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Siti Zuhro, Selasa 12 Juli 2022 malam. Menurutnya, masyarakat lebih mengharapkan Parpol yang jelas memperjuangkan kepentingan dan aspirasi rakyat.

Dia menjelaskan juga bahwa masyarakat Indonesia hanya menginginkan partai yang memiliki kualitas serta bisa mengakomodasi harapan rakyat.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Aries Hari Rabu 13 Juli 2022. Kesehatanmu Lebih Penting Dari Apapun!

"Dengan munculnya fenomena partai baru yang bermunculan setiap menjelang pemilu, masyarakat tidak serta merta tertarik untuk memilih," ungkap Siti Zuhro dikutip dari antaranews.com.

Hal itu dibuktikan, kata dia, dengan tidak langsung pindahnya masyarakat untuk memilih, contohnya seperti Golkar sudah mempunyai pemilih tradisional, PDI Perjuangan mempunyai ceruk dukungan.

"Pasar ini yang tidak dimiliki oleh partai baru, kandang banteng, PDI Perjuangan ada di Jawa Tengah dan Bali, sementara basis massa Partai Golkar berada di wilayah Indonesia bagian timur dan Sumatera," jelasnya.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Taurus Hari Rabu 13 Juli 2022. Jangan Memaksakan Perasaanmu Jika Belum Siap!

Idealnya, dia melanjutkan, partai baru tidak sekonyong-konyong mengikuti pemilu setelah membuat deklarasi. Parpol, sebagai wadah seleksi kepemimpinan nasional dan daerah, harus cukup melakukan kampanye politik.

"Seperti sosialisasi politik tentang partai, mengenalkan visi dan misi partai, serta program-program partai yang difokuskan," ujarnya.

Dengan demikian, dia mempertegas, seharusnya hal itu dilakukan secara terus-menerus sebelum pemilu sebagai salah satu wujud keterlibatan masyarakat dalam proses politik.

"Tentunya dilakukan jangka panjang, puncaknya di pemilu, pilkada, makanya dilakukan kampanye politik pemilu," tegasnya.

Baca Juga: Anda Ingin Berwisata?, Ini Tiket Terbaru ke Pulau Komodo

Parpol baru, lanjut Siti, tidak bisa menunjukkan pemilih yang pasti karena masih mengandalkan pemilih mengambang atau swing voters.

"Oleh karena itu, partai baru perlu menunjukkan upaya pendekatan yang tidak dilakukan menjelang pemilu saja," kata dia memperjelas.

"Dikarenakan pemilih mengambang masih dapat didekati melalui pertemuan secara langsung, jadi partai yang paling menjadi dambaan rakyat adalah yang mampu menganalogikan dirinya dengan kebutuhan rakyat," pungkasnya.***

Editor: Agus Kusnadi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x