Pada saat pandemi sekalipun riset perokok tidak mengurangi konsumsi sehingga memukul biaya ekonomi pemerintah menurut survei dari Komnas Pengendalian tembakau (Komnas PT), Center for Indonesia Strategic Development Initiatives (CISDI) dan Universitas Indonesia.
Baca Juga: Nonton Streaming Series Layangan Putus Gratis Episode 1-5, Cek Linknya Disini
Dari riset tersebut menunjukan konsumsi rokok mengalami kenaikan meski saat pandemi COVID-19.
Sri Mulyani selaku menteri Keuangan juga melakukan riset bahwa perokok lebih tinggi berpotensi COVID-19 14 kali ketimbang bukan perokok.
Begitu juga dengan resiko perokok yang sudah terinfeksi COVID-19 lebih tinggi 2,4 mengalami gejala infeksi berat dan prognosis buruk.
Selain berdampak bagi kesehatan, perokok akan memperparah virus COVID-19 dan meningkatkan stunting. Dan menurut survei PKJS UI mengutarakan keluarga perokok memiliki anak stunting 55 persen lebih tinggi dari pada keluarga yang bukan perokok.
"Kondisi ini berarti akan membebani karena seluruh penderita COVlD-19 ditanggung oleh negara," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani saat Konferensi Pers CHT Senin, 13 Desember 2021.***