Guru di Jawa Barat Paling Banyak Jadi Korban Pinjol

- 6 September 2023, 23:53 WIB
 Plt. Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Tasikmalaya Misyar Bonowisanto memberikan keterangan soal banyak guru di Jawa Barat jadi korban pinjol./Edi Mulyana
Plt. Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Tasikmalaya Misyar Bonowisanto memberikan keterangan soal banyak guru di Jawa Barat jadi korban pinjol./Edi Mulyana /Priangantimurnews
PRIANGANTIMURNEWS - Berdasarkan data yang didapat oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Tasikmalaya, guru paling banyak menjadi korban pinjaman online (Pinjol).
 
Guru yang menjadi korban pinjaman online tersebar di Wilayah Priangan Timur Kota/Kabupaten Tasikmalaya, Garut, Ciamis, Banjar dan juga Pangandaran.
 
"Kasus Pinjol didominasi oleh para pengajar atau guru termasuk guru honorer dan juga para ibu rumahtangga dan juga pekerja yang terkena PHK," kata Plt. Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Tasikmalaya Misyar Bonowisanto Rabu 6 September 2023.
 
 
Misyar menyebut, berdasarkan data ada sebanyak 102 pinjol yang legal. Namun sebaliknya ada sebanyak 5000 pinjaman online yang sudah ditutup atau dihentikan operasionalnya karena diketahui ilegal.
 
“Dari 102 Pinjol Legal tetap beroperasi. Namun ada 5000 pinjol ilegal yang sudah ditutup tidak boleh beroperasi, karena banyak aduan yang menjadi korban pinjol,"ujar Misyar.
 
Dengan telah banyaknya korban pinjol. OJK Tasikmalaya mengajak dan mengimbau kepada masyarakat tidak terjebak dengan pinjaman online.
 
Pinjol tidak melihat latar belakang kepribadian kita. Buktinya guru yang memiliki pengetahuan juga banyak yang mejadi korban pinjol. 
 
 
"Setelah kita dalami ternyata di kalangan  guru yang menjadi korban pinjol, kebanyakan lebih ke gaya hidup konsumtif. Jadi perilaku ini harus diubah,” kata, Misyar.
 
Meski demikian kata Misyar, kami dari OJK akan terus mengedukasi melalui literasi keuangan agar masyarakat lebih paham dan lebih selektif dalam memilih dan menggunakan jasa pinjaman online atau pun dalam berinvestasi legal.
 
"Kenapa alasan masyarakat banyak yang menjadi korban pinjol, karena tergiur dengan dana gampang cair tanpa memperhatikan legalitas pinjol yang mereka sedang dihadapi,"ujarnya. 
 
Harusnya, sebelum melakukan pinjaman, masyarakat harus lebih cerdas dan teliti saat proses layanan pinjol, harusnya di cek terdaftar atau tidaknya di OJK, jadi ini harus diperhatikan.
 
 
Ditempat yang sama Peneliti Ekonomi Universitas Pasundan Acuviarta Kartabi menyebut korban pinjol di Jawa Barat termasuk Priangan Timur mayoritas adalah guru. 
 
"Berdasarkan data yang kita dapat ada sedikitnya 42 persen guru terjerat pinjaman online,"ujarnya.
 
Masyarakat termasuk para tenaga pengajar atau guru yang terlilit pinjaman online  ada berbagai faktor, diantaranya faktor ekonomi dan keinginan untuk memenuhi gaya hidupnya.
 
"Khusus untuk guru, ada ketidakjelasan penghasilan, terutama guru honor menjadi penyebab utama. Sehingga mereka terjerat pinjol karena terdesak kebutuhan hidup yang konsumtifnya,"ujarnya.
 
 
Acuviarta menyebut, jadi korban pinjol kebanykan keinginan tidak diimbangi dengan penghasilan yang di dapat, belum dengan gaya hidup dan banyak faktor lain.
 
"Berdasarkan data yang kami dapat idak hanya kelompok guru yang menjadi korban pinjol, tetapi juga dari kelompok seperti korban PHK, ibu rumah tangga dan lainnya,"ujarnya.
 
“Kami pegang data di Jawa Barat korban pinjol naik dari 15,23 persen, menjadi 27,6 persen,"katanya. 
 
Ia menyebut, meminjam itu boleh, tapi harus dihitung dengan kemampuan. Kemudian harus jelas dimana kita akan mendapat dana pinjaman, jelas harus dari lembaga resmi.***
 

Editor: Muh Romli


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x