Dahsyat! Berkat Ngariung Berdaya, Jabar Berjaya Bersama BTPN Syariah

- 20 Desember 2023, 11:30 WIB
Costomer Officer BTPN Syariah sedang mendampingi sekaligus memberikan penyuluhan kepada nasabah Sentra Kabon Jambu Pangalengan Kabupaten Bandung Selasa 19 Desember 2023
Costomer Officer BTPN Syariah sedang mendampingi sekaligus memberikan penyuluhan kepada nasabah Sentra Kabon Jambu Pangalengan Kabupaten Bandung Selasa 19 Desember 2023 /Muhamad Romi/Priangantimurnews

PRIANGANTIMURNEWS -- Bicara soal Bank Syariah, Jawa Barat tak bisa terlepas dari BTPN Syariah. Antara BTPN Syariah dan Jawa Barat memiliki keterkaitan yang sangat erat sejak lama.

Bank telah melayani masyarakat inklusi secara langsung di Jawa Barat sejak 2011 atau sejak 12 tahun yang lalu. Apalagi Jawa Barat tercatat sebagai provinsi pertama yang dilayani oleh BTPN Syariah.

Secara geografis, Jawa Barat merupakan salah satu provinsi terluas kedua di Pulau Jawa setelah Jawa Timur.

Baca Juga: Pasukan Persib Bandung Tetap Dapatkan Libur Dua Pekan! Bojan Hodak Ungkap Hal Ini

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), luas Jawa Barat mencapai 35.377 km2 dengan jumlah penduduk hingga 49,4 juta orang per tahun 2022.

Jika dilihat lebih rinci, Jawa Barat menjadi provinsi yang memiliki jumlah penduduk terbanyak di Indonesia per tahun 2022.

Dari data-data tersebut, Jawa Barat tentu memiliki kontribusi dan potensi yang cukup besar dalam menggerakkan perekonomian di dalam negeri, khususnya dari segmen ultra mikro.

Hal ini menjadi peluang bagi BTPN Syariah untuk mewujudkan niat baik lebih cepat di Tanah Pasundan. Apalagi budaya Jawa Barat juga sejalan dengan model bisnis BTPN Syariah.

Baca Juga: Mantan Pelatih Maung Bandung Nonton Laga Persib Vs Bali United di Stadion Hingga Puji Tim Bojan Hodak

Mayoritas masyarakat di Jawa Barat sendiri berasal dari Suku Sunda. Mereka yang berasal dari Suku Sunda ini memiliki prinsip “silih asih, silih asah, dan silih asuh”, yang berarti saling menyayangi atau berempati, saling mengasah atau mengajar, serta saling membimbing dan saling menjaga.

Prinsip itu membuat suasana kehidupan masyarakat di Jawa Barat dipenuhi dengan rasa keakraban, kerukunan, kedamaian, ketentraman, selalu saling tolong menolong, dan kekeluargaan. Tak heran, budaya Jawa Barat memiliki keterkaitan yang erat dengan model bisnis BTPN Syariah.

Seperti diketahui, BTPN Syariah menjadikan pertemuan sebagai wadah utama dalam memberdayakan jutaan perempuan dengan berbagai program pelatihan dan pendampingan selain melakukan transaksi keuangan serta angsuran.

Berkumpul atau 'ngariung' ini menjadi budaya yang sudah mendarah daging dalam kehidupan masyarakat Jawa Barat.

Baca Juga: Inilah Daftar Resmi 29 Nama Untuk Mengikuti Pemusatan Latihan di Turki

Kumpulan atau biasa disebut Pertemuan Rutin Sentra (PRS) wajib didampingi ibu-ibu nasabah setiap dua minggu sekali. Pasalnya, menjadi anggota sentra merupakan syarat utama bagi ibu-ibu dari BTPN Syariah untuk mendapatkan pembiayaan tanpa agunan. Selain itu, kehadiran ibu-ibu di kumpulan yang dilakukan selama dua minggu sekali juga menjadi jaminan bagi Bank untuk memberikan pembiayaan.

Dengan 'ngariung' setiap dua minggu sekali, banyak manfaat yang didapat para ibu-ibu, seperti akses pembiayaan, akses pengetahuan melalui pelatihan dan pengembangan usaha yang mampu meningkatkan usaha ibu-ibu. Selain itu ibu-ibu juga mendapatkan rasa solidaritas dari anggota yang terbentuk sehingga saling mendukung dan membantu satu sama lain.

Pemimpin Wilayah Jawa Barat BTPN Syariah Andi Setio difoto bersama dengan nabasah di Sentra Kebon Jambu Pangalengan Kabupaten Bandung Selasa 19 Desember 2023.
Pemimpin Wilayah Jawa Barat BTPN Syariah Andi Setio difoto bersama dengan nabasah di Sentra Kebon Jambu Pangalengan Kabupaten Bandung Selasa 19 Desember 2023. Priangantimurnews

Ketika satu nasabah sedang mengalami kesulitan, maka nasabah lain akan saling membantu. Dengan demikian, akan timbul rasa saling mengasuh, menyayangi, dan mengasaj sesuai prinsip masyarakat di Jawa Barat. Tak heran, BTPN Syariah dan masyarakat Jawa Barat memiliki hubungan yang begitu erat.

Berdasarkan catatan, jumlah nasabah BTPN Syariah di Jawa Barat sudah lebih dari 774 ribu per kuartal III 2023.

Baca Juga: Irish Bella Blak- blakan Soal Alasan Menggugat Cerai

BTPN Syariah telah melayani seluruh wilayah Jawa Barat, yakni 27 kabupaten/kota yang terdiri dari Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bogor, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Garut, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Karawang, Kabupaten Kuningan , Kabupaten Majalengka, Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Subang, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Tasikmalaya, Kota Bandung, Kota Banjar, Kota Bekasi, Kota Bogor, Kota Cimahi, Kota Cirebon, Kota Depok, Kota Sukabumi, dan Kota Tasikmalaya.

Ibu-ibu nasabah di Jawa Barat memiliki usaha yang cukup beragam, mulai dari pertanian, jual makanan, perkreditan, perdagangan, penyewaan villa, berkebun, dan jual sembako.

Hingga kuartal III 2023, BTPN Syariah telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp2,83 triliun kepada nasabah ibu-ibu yang tergabung dalam 60.046 sentra di Jawa Barat.

Salah satu sentra berprestasi di Jawa Barat bernama Sentra Kebon Jambu sudah berdiri sejak 2013 dengan jumlah anggota sebanyak 18 orang.

Mayoritas nasabah ibu-ibu di Sentra Kebon Jambu memiliki usaha di sektor pertanian, warung makanan, penyewaan villa, dan jual sembako. 

Salah satu nasabah di Sentra Kebon Jambu bernama Eka mendapatkan pembiayaan paling besar mencapai Rp23 juta. Ia menggunakan modal itu untuk menjual seblak dan berkebun.

Ketua Sentra Yeni Mulyani mengaku senang dengan adanya pembiayaan program yang Tepat. “Alhamdullilah saya dan ibu ibu di Kebon Jambu bisa terbantu dengan pembiayaan program Tepat ini,” ujarnya.

Dengan program pembiusan yang tepat ini warga bisa mendapatkan pinjaman tanpa harus menggunakan jaminan. Prosesnya juga cepat.

Yeni mengaku dari program ini awalnya mendapatkan pinjaman modal 2 juta rupiah. Uang itu digunakan untuk modal bertani dan dagang atau warungan.

Yeni mengaku pernah mendapat pinjaman 25 juta. Namun sejak terjadi covid diturunkan menjadi 10 juta.

Dari usahanya tani dan warungan alhamdulillah hasilnya lumayan. “Alhamdulillah dari usaha tani dan warungan bisa membangun rumah,” ujarnya.

Selain itu, ada pula Sentra Cinangsi yang memiliki anggota hingga 30 orang. Di mana sebagian besar nasabah memiliki usaha di sektor pertanian, penjualan makanan, perkreditan, dan perdagangan.

Salah satu nasabah bernama Wida mendapatkan pembiayaan paling besar dari BTPN Syariah, yakni Rp16 juta untuk membangun dan memperbesar usaha thrifting.

Baca Juga: Nundang: Wisudawan Yang Lulus Harus Mampu Berkompetensi di Era Ini

Tentu saja, nasabah berhasil membangun dan memperbesar usahanya juga berkat kerja keras Community Officer dalam mendampingi masyarakat inklusi di Jawa Barat.

Community Officer merupakan petugas lapangan atau ujung tombak BTPN Syariah dalam membuka akses keuangan kepada masyarakat inklusi ke daerah pelosok Indonesia.

Mereka bertugas mendampingi langsung ibu-nasabah BTPN Syariah melalui kumpulan atau pertemuan sentra rutin yang diadakan setiap dua minggu sekali.

Berbagai kegiatan perbankan dilakukan dalam setiap kumpulan, mulai dari memberikan pembiayaan, membayar angsuran, sampai menabung serta melakukan pemberdayaan dengan membawa akses pengetahuan kepada nasabah.

Melalui Community Officer, BTPN Syariah membuka kesempatan sebesar-besarnya kepada seluruh perempuan di berbagai daerah untuk berkarya menjadi seorang #bankirpemberdaya.

Beragam manfaat dan fasilitas akan diberikan dari BTPN Syariah, mulai dari pendapatan tetap setiap bulan, dua kali THR, insentif berkala jika memenuhi target, jaminan kesehatan lengkap, fasilitas tempat tinggal, fasilitas kendaraan kerja, pelatihan dan pengembangan diri, serta kesempatan beasiswa Sarjana S1.

Semua hal terkait kegiatan seorang #bankirpemberdaya bisa dilihat langsung dalam Instagram @bankirpemberdaya.btpns, mulai dari apa yang biasa dilakukan saat kumpulan atau pertemuan rutin sentra sampai suasana tempat tinggal Community Officer.

Instagram @bankirpemberdaya.btpns juga menjadi wadah untuk berbagi inspirasi dan informasi kepada masyarakat.


Tentang BTPN Syariah

Dibentuk melalui proses konversi PT Bank Sahabat Purba Danarta dan spin off Unit Usaha Syariah BTPN pada 14 Juli 2014, BTPN Syariah menjadi Bank Umum Syariah ke 12 di Indonesia. Satu-satunya bank di Indonesia yang fokus melayani keluarga prasejahtera produktif yang memiliki potensi target pasar lebih dari 40 juta jiwa, yang biasa disebut 'unbankable', karena tidak memilki catatan keuangan dan dokumentasi legal. BTPN Syariah melihat hal ini sebagai tantangan sekaligus peluang. Oleh karena itu BTPN Syariah membangun sarana dan prasarana yang sangat berbeda dengan perbankan pada umumnya untuk menjamin produk dan layanan yang efektif serta efisien melayani segmen tersebut.

 Hingga akhir semester pertama tahun 2023, dengan hanya memiliki 15 cabang di seluruh Indonesia, 47 Kantor Fungsional Operasional, namun bank memiliki 12.000 karyawan yang mengumpulkan bola di hampir 70% total kecamatan di Indonesia, yang secara langsung melakukan program pemberdayaan keluarga prasejahtera produktif di sentra- sentra nasabah dengan mengajarkan empat perilaku unggul pemberdayaan yaitu Berani Berusaha, Disiplin, Kerja Keras, dan Saling Bantu (BDKS), oleh karyawan yang biasa disebut Melati Putih Bangsa sebagian besar lulusan SMA dipromosikan dengan jabatan sebagai Community Officer Bank. Sebagai Bank yang juga menghimpun dana, saat ini terdapat sekitar 20.000 nasabah sejahtera yang menyimpan dana di BTPN Syariah dan dilayani oleh personal banker profesional, dimana hampir 100% dana yang ditempatkan disalurkan kepada keluarga prasejahtera produktif yang mencapai 4,3 juta nasabah aktif.

Perubahan dampak sosial nasabah juga diukur setiap tahunnya, diantaranya kemungkinan kembali ke garis prasejahtera, penurunan persentase pendidikan anak, peningkatan kemampuan mencicil pembiayaan dan tabungan. Ini menunjukkan peningkatan pendapatan keluarga. Metode dan alat survei yang dipilih merupakan alat yang berlaku internasional dan memiliki kredibilitas yang baik, namun tetap mudah dalam pengimplementasiannya yaitu PPI (Poverty Probability Index) dari IPA (Inovative for Poverty Action). Keyakinan untuk 'Do Good Do Well' (berkinerja baik sekaligus memiliki dampak sosial yang nyata) inilah, yang membuat seluruh insan di BTPN Syariah memiliki satu identitas yang sama, yaitu #bankirpemberdaya.***


 

 

Editor: Muh Romli


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah