PRIANGANTIMURNEWS- Presiden Soeharto memang tidak terlepas dari unsur mistik, terlebih banyaknya koleksi keris pusaka yang dimiliki Bapak Pembangunan ini.
Nama-nama keris pusaka milik Presiden Soeharto begitu banyak jenisnya dan koleksinya tidak dapat dihitung saking banyaknya.
Banyaknya koleksi keris sempat membuat banyak kalangan tidak dapat menyebutkan satu persatu jenis keris tersebut. Orang hanya dapat menggolongkan keris yang dimiliki Soeharto.
Misalkan, keris lurus ada yang berdapuk jalak, dari jalak tiram sari, jalak tiram upih, jalak nyucup madu, jalak sangu tumpeng.
Baca Juga: 18 Link Twibbon Untuk Peringati Hari Kemerdekaan 17 Agustus 2022, Download Gratis DI SINI
Jalak dinding, jalak ngore, jalak tuwa atau jalak jakatuwa, Juda dapur Mahesa, dari Mahesa leher, Mahesa sejandang dan sejenisnya.
Macam-macam pusaka keris yang dikoleksi Soeharto adalah kekuatan yang mendukung kekuasaannya memimpin Republik Indonesia.
Soeharto menggunakan paranormal dan pusaka sakti dalam melindungi dirinya dari hal-hal buruk yang akan terjadi.
Berikut ini adalah beberapa koleksi keris yang dimiliki Soeharto selama memimpin Republik Indonesia.
Baca Juga: Cermati!! Inilah Penyebab dan Cara Mengatasi Sakit Kepala Sebelah Kiri
1. Berluk tiga belas, pada zaman Sultan Agung, empu warihanom menambah kekayaan pusaka ageman dan tayuhan.
Pusaka itu adalah Kiai Nagasastra, keris berluk tiga belas berserasah emas mulai dari kepala sampai ekor.
Lambe gajahnya berbentuk kepala naga dari emas, di dalam mulutnya yang menganga terdapat intan.
Salah satu yang memiliki berluj tiga belas adalah Kiai Nagasiluman. Pusaka ini memiliki lambe gajah berbentuk kepala naga, tetapi bukan menggunakan mahkota seperti Nagasastra.
Pusaka ini menggunakan teropong, ada serasah emas di badan yang hanya tiga perempat panjangnya, ada bagian terputus yang membuat perwujudan ekor tidak terlihat.
Baca Juga: Jelang Hadapi Borneo FC, Persib Bandung Kehilangan Tiga Pemain
Kiai Nagakiki atau Nagakikik menjadi salah satu pusaka berluk tiga belas dengan serasah emas mulai kepala naga yang tidak memakai perhiasan kepala apa-apa, serta mulut naga sedikit runcing dan tidak begitu menganga.
Kiai Nagawelanga pun memiliki berluk tiga belas. Pusaka ini berkepala naga yang dihiasi dengan jamang ringih atau pakaian raja. Pengetrapan emas sedikit tebal dan menggambarkan sisik selang-seling antara emas dan bukan.
Pusaka ini kalau diperhatikan secara seksama akan terlihat seperti ular Welang.
Keris pusaka yang menjadi koleksi Soeharto sebagian besar berasal dari Mataram, Sultan Agung.
Keris tersebut menjadi peninggalan kerajaan Mataram yang dikoleksi oleh Soeharto sebagai pusaka yang dipercaya akan membuat dirinya lebih kuat dan berwibawa dalam memimpin Indonesia.
2. Kiai Sengkalat, pusaka keris ini berluk tiga belas. Menurut cerita, keris ini diciptakan pada zaman kerajaan Majapahit (1466-1478), yaitu pada masa kekuasaan kertabumi (Brawijaya V). Keris sengkelat diciptakan oleh empu Supo Mandragini.
3. Kiai Sabuk Inten, koleksi pusaka kiai Sabuk inten dipercaya sebagai pusaka andalan Presiden Soeharto. Pusaka ini dianggap menonjol diantara koleksi pusaka lainnya.
Baca Juga: Ternyata Ini Alasan Persib Tidak Bawa Ciro Alves ke Samarinda!
Keris ini cukup melegenda karena sempat dijadikan sebagai cerita serial yang menarik. Pusaka berbentuk keris ini memiliki sabuk inten berlekuk 11, sedangkan warangkanya dibuat dari kayu Timoho dan pendok indah.
4. Naga yang misterius. Soeharto ternyata juga mengoleksi pusak keris berbentuk naga. Pusaka keris tersebut antara lain naga rangsang (bukan pamor). Pamor naga rangsang berbentuk mirip pamor blarak ngirid.
Perbedaan keduanya terletak pada arah garis yang menyerupai daun kelapa. Pamor blarak ngirid arahnya menuju ke ujung, sedangkan naga rangsang menuju ke pangkal.
Soeharto bisa bertahan selama 32 tahun memimpin Indonesia. kepiawaian dan kewibawaannya dalam memimpin tidak bisa dilepaskan dari dunia batin dirinya.
Dunia batin tersebut terlestarikan lewat koleksi pusaka berupa keris yang dimilikinya dan tidak dapat dihitung jumlahnya. Semua koleksi keris itu ditempatkan di sebuah ruangan khusus.***