Kios Buku Hilman Tetap Bertahan di Tengah Gempuran Internet dan Dunia Digital

18 November 2022, 18:55 WIB
Hilman bersama buku-buku dan majalah lama di kiosnya di Jl. Pancasila Kota Tasikmalaya /ADE ADVIAN ACHMAD/PRIANGANTIMURNEWS

PRIANGANTIMURNEWS - Orang bijak mengatakan buku adalah jendela dunia. Dengan buku, orang bisa mengetahui ilmu-ilmu sosial, ekonomi, sejarah dan peradaban.

Peranan buku dalam kehidupan kita sangat penting. Karena buku bisa memperluas pengetahuan kita dan menjadi jembatan penghubung dengan dunia di sekitar kita.

Namun seiringa dengan kemajuan teknologi dan gempuran dunia digital, sedikit banyak mempengaruhi keberadaan buku.

Baca Juga: Ini Keinginan Lionel Messi Saat di Penginapan Sepanjang Piala Dunia FIFA 2022 Qatar

Untuk mendapatkan informasi ilmu pengetahuan dan berita kini sanga gampang. Hanya dengan sentuhan jari di HP atau gadget kita sudah bisa mendapatkan informasi.

Namun di balik kemajuan teknologi dan gembpuran digital, hingga kini masih ada yang tetap konsisten untuk berjualan buku.

Adalah, Hilman Nasir yang terus konsisten bergelut dengan buku. Didorong karena kecintaan dan kebutuhan, Hilman masih eksis membuka kios buku. Buku-buku yang ada di kios Hilman kebanyakan buku dan majalah lama.

Walau ada buku-buku baru yang sengaja Hilman sediakan untuk berjaga-jaga kalau ada konsumennya yang mencari.

Baca Juga: Nekat, Tersangka Penipuan Gunakan Uang Investasi Ratusan Mahasiswa IPB untuk Beli Mbil

Ditemui priangantimurnews.com di kios bukunya di Jalan Pancasila Kota Tasikmalaya Jum'at, 18 November 2022.

Pria asal Bungursari Kota Tasikmalaya memulai jualan buku lama dari 2007.Awalnya dibantu saudaranya. Hilman ketika itu berjualan dengan menggelar buku-buku lamanya di Dadaha.

Setahun kemudian Hilman mendapat tempat di Jalan Pancasila. "Di sini ngontrak, Kang.. Tiga juta per tahun." kata Hilman.

Buku-buku lama di kios Hilman kebanyakan diperoleh dari orang yang jual langsung ke kiosnya.Tapi kebanyakan beli dari tukang rongsokan.

"Sistem pembeliannya ditaksir, ada juga yang borongan. Bagaimana barangnya saja." ujar Hilman yang sudah dikaruniai dua anak hasil pernikahannya dengan istrinya, Yusmawati.

Jumlah buku dan majalah lama di kios Hilman tidak kurang dari 10 ribu buah. Menempati kios sederhana kira-kira lebar 1,5m dan panjang 4m berada persis di samping rel tidak jauh dari pintu lintasan kereta api Pancasila.

Baca Juga: Ratusan Karyawan Mengundurkan Diri, Ada Apa dengan Twitter dan Elon Musk?

Majalah tertua di kios Hilman terbitan tahun 1926."Koleksi majalah tertua adalah terbitan dari percetakan 'Galoenggoeng' yakni majalah Al Muhtar Pesantren Mama Kudang.Barangnya masih utuh hanya ditengahnya ada sedikit bekas rayap. Sengaja saya simpan di rumah tidak dipajang di sini." tambah Hilman.

Kios buku Hilman dulu sebelum HP muncul selalu ramai pengunjung.Dan penghasilannya juga relatif besar.
"Dulu penghasilan sampai 20 jt per bulan, sekarang mah dapat 100 ribu sehari juga sudah bagus." kata Hilman.

Pengunjung yang datang ke kios Hilman sekarang tidak tentu. Kadang ada mahasiswa yang mencari bahan untuk tugas kuliahnya.

Rata-rata mahasiswa jurusan sejarah dan sastra. Dari masyarakat umum sudah sangat jarang. "Paling orang yang usianya 40 tahun ke atas, nyari majalah untuk nostalgia saja." tambah Hilman.

Baca Juga: Ratusan Karyawan Mengundurkan Diri, Ada Apa dengan Twitter dan Elon Musk?

Usaha Hilman Nasir sepenuhnya modal pribadi.Dulu Hilman pernah mengajukan modal ke BRI dan pernah disetujui, tapi sampai sekarang karena kios bukunya sepi pengunjung, Hilman masih ada kewajiban yang belum lunas ke BRI.

Berkurangnya pengunjung ke kios Hilman di samping minat baca dari masyarakat minim dan adanya internet juga karena ekonomi.
"Masyarakat mending memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari daripada beli buku, mending beli beras,Kang." ucap Hilman sambil tersenyum.

Hilman berharap ada perhatian dari Dinas Pendidikan untuk menggelorakan lagi minat baca.Hilman juga berharap dari Pemkot ada program wisata buku, dan tujuan wisatanya ke kios miliknya.

Baca Juga: Damian Van Der Vaart Putra Mantan Pemain Real Madrid Berdarah Indonesia

Di akhir perbincangan ada satu harapan Hilman, ke depannya dia ingin jual buku dengan cara keliling pakai beca motor atau sejenisnya.

Ada kata bijak yang patut kita renungi,"Buku-buku dapat mengembangkan kecerdasan, membina watak dan bahkan mengubah dunia. Tetapi tanpa dibaca buku itu tiada artinya".***

 

 

 

Editor: Muh Romli

Tags

Terkini

Terpopuler