Pimpinan Taliban Ungkap Masa Depan Kelompoknya, Format Pemerintahan, dan Lainnya

24 Agustus 2021, 17:18 WIB
Abdul Qahar Balkhi, salah satu pimpinan Taliban telah mengungkapkan masa depan kelompoknya, serta format pemerintahan yang akan mereka terapkan. /Twitter/@AJEnglish/

PRIANGANTIMURNEWS- Salah satu pimpinan Taliban, Abdul Qahar Balkhi dari Komisi Kebudayaan Taliban telah berbicara banyak hal tentang kelompoknya setelah mereka berhasil mengambi alih Kabul pada minggu lalu.

Balkhi berbicara kepada Al Jazeera pada hari Selasa, 14 Agustus 2021 sambil mengungkapkan wajahnya untuk pertama kalinya pada konferensi pers pertama Taliban, di mana ia menerjemahkan untuk juru bicara Zabihullah Mujahid.

Dia tetap tanpa gelar resmi, karena perannya adalah salah satu dari banyak yang masih harus diputuskan dalam pemerintahan baru.

Baca Juga: Manfaat Ikan Patin untuk Kesehatan, Salah Satunya Menurunkan Kolestrol

Pemimpin Taliban itu mengatakan bahwa kelompok itu ingin bergerak maju dan berharap para pemangku kepentingan – baik domestik maupun internasional – dapat bekerja sama untuk kepentingan bersama.

Tentang formasi pemerintah, pemimpin Taliban itu mengungkapkan bahwa pihaknya sedang berkonsultasi dengan banyak pihak, termasuk tentang pemindahan ibu kota, dan pihaknya mengklaim bahwa sistem yang akan diberlakukan akan lebih inklusif.

"Konsultasi sedang berlangsung, dan tentu saja ini akan menjadi sistem yang inklusif," ungkap Abdul Qahar Balkhi, seperti dikutip priangantimurnews.com dari laporan Al Jazeera pada hari Senin, 22 Agustus 2021.

Baca Juga: Dandim 1609 Buleleng Dipukul oleh Orang Tak Dikenal

"Pembicaraan (tersebut) termasuk apakah ibu kota akan tetap di Kabul atau akan pindah ke Kandahar," lanjut Balkhi.

Tentang kekacauan di bandara Kabul, pemimpin Taliban tersebut juga mengungkapkan bahwa pihaknya sedang bekerjasama dengan AS untuk pengaturan keamanan.

"Kami sedang dalam pembicaraan dan kami memiliki hubungan, hubungan kerja, dengan Amerika tentang pengaturan keamanan," ungkap Balkhi.

"Pos pemeriksaan luar berada dalam kendali kami, dan di dalam berada di bawah kendali pasukan AS, dan kami terus-menerus berhubungan satu sama lain," lanjutnya.

Baca Juga: Vaksin AstraZeneca Efektif Bentuk Antibodi? Ini Penjelasan Ahli

Tentang kurangnya kepercayaan orang-orang di Kabul kepada Taliban, ia mengungkapkan bahwa pihaknya sangat menyayangkan hal tersebut, padahal pihaknya telah mengumumkan untuk tidak merasa takut.

"Sangat disayangkan orang-orang bergegas ke bandara seperti saat ini," ungkap Balkhi.

"Karena kami telah mengumumkan amnesti umum untuk semua orang di pasukan keamanan dari tingkat senior hingga junior. Ketakutan ini, histeria yang telah terjadi ini tidak berdasar," lanjutnya.

Baca Juga: Lepas 37 Perwira Penerima LPDP, Kapolri: Jadikan Bekal Untuk Bangun Indonesia Lebih Maju

Tentang pengambilalihan Kabul yang cepat, pihaknya mengungkapkan bahwa pengambilalihan tersebut tidak direncanakan.

"Perkembangannya sangat cepat sehingga semua orang terkejut," kata Balkhi.

"Ketika kami memasuki Kabul, dan itu tidak direncanakan karena pada awalnya kami mengumumkan bahwa kami tidak ingin memasuki Kabul, dan kami ingin mencapai solusi politik sebelum memasuki Kabul dan membuat pemerintahan bersama dan inklusif," lanjutnya.

"Tapi yang terjadi adalah aparat keamanan pergi, meninggalkan tempat mereka, dan kami terpaksa meminta pasukan kami untuk masuk dan mengambil alih keamanan," ungkap pimpinan Taliban itu.

Baca Juga: Kadisnaker Kota Tasikmalaya Apresiasi BSU, Minta Penerima Manfaatkan BSU dengan Baik

Tentang pemerintahan dan hak-hak perempuan, pinpinan Taliban itu mengungkapkan bahwa mereka akan memberlakukan apa yang sebenarnya diperlukan oleh semua pihak.

"Inti dari pembicaraan intra-Afghanistan adalah bahwa kami mencapai kesepakatan tentang apa yang sebenarnya diperlukan oleh hak-hak itu," kata Balkhi.

"Hukum Islam diketahui semua orang dan tidak ada ambiguitas tentang hak-hak perempuan, hak-hak laki-laki, tidak hanya perempuan tetapi juga hak-hak laki-laki dan anak-anak," lanjutnya.

"Dan saat ini kita berada dalam situasi yang mudah-mudahan dalam konsultasi akan ada klarifikasi tentang apa hak-hak itu," tambahnya.

Baca Juga: Sadar Ditipu Pembeli dengan Struk Editan, Penjual Olshop Beri Pelajaran pada Sipelaku

Tentang pembunuhan dan pelecehan yang ditargetkan yang dilaporkan terhadap tokoh-tokoh pemerintah dan masyarakat sipil, Balkhi mengungkapkan bahwa prioritas utama mereka adalah mendisiplinkan diri.

"Prioritas utama kami adalah disiplin di jajaran kami sendiri, dan tidak menegakkan hukum pada orang lain tetapi menegakkannya pada diri kami sendiri terlebih dahulu dan kemudian memberikan contoh untuk diikuti oleh masyarakat lainnya," tegas Balkhi.

"Jadi kami yang pertama dan anggota kami, jika mereka terlibat dalam hal-hal seperti itu, [mereka] akan menjadi yang pertama diadili," lanjutnya.

Tentang pelabelan "teroris", Balkhi mengungkapkan bahwa pihaknya percaya bahwa orang-orang tidak berpikir bahwa mereka adalah teroris.

"Saya tidak berpikir orang-orang percaya bahwa kami adalah teroris. Saya pikir itu hanya "perang melawan teror", itu hanya istilah yang diciptakan oleh Amerika Serikat dan siapa pun mengantre diberi label teroris," tegas pimpinan Taliban tersebut.***

Editor: Agus Kusnadi

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler