Sinyal Erdogan Menyetujui Finlandia atas Keanggotaan NATO akan Kejutkan Swedia

30 Januari 2023, 12:38 WIB
Erdogan tampaknya setuju jika Finlandia masuk dalam keanggotaan NATO. /Instagram/@rterdogan/

PRIANGANTIMURNEWS- Presiden Recep Tayyip Erdoğan memberikan sinyal kemungkinan Turki menyetujui keanggotaan FInlandia atas NATO sejauh negara tersebut tidak melakukan penyimpangan yang sama besar seperti yang dilakukan Swedia.

Diketahui Swedia dan Finlandia merupakan negara non-blok, melakukan pendaftaran keanggotaan bersamaan atas aliansi militer NATO (North Atlantic Treaty Organization), setelah invasi Rusia terhadap Ukraina.

Dilansir dari apnews, dalam rekaman video acara yang dirilis hari Minggu, 29 Januari 2023. Presiden Recep Tayyip Erdogan memberikan sinyal Turki hanya akan menyetujui Finlandia saja.

Baca Juga: Alasan Manajemen Arema FC Pertimbangkan Pembubaran Tim

“Kalau perlu, kita bisa memberikan pesan berbeda tentang Finlandia. Swedia akan terkejut ketika kami memberikan pesan yang berbeda tentang Finlandia.” ucap Erdogan di kepada provinsi Bilecik kepada sekelompok anak muda

Sementara, negara tetangganya Swedia yang melakukan aksi pembakaran kitab suci Al-Qur'an oleh politisi sayap kanan pro-kurdi berkewarganegaraan Denmark-Swedia harus membuang jauh-jauh harapannya akibat aksi demonstrasi tersebut.

Meski Swedia menyampaikan bahwa negaranya pun mengecam tindakan pembakaran tersebut, Turki sebut pemerintah di Stockholm itu terlalu lunak terhadap kelompok organisasi teror atau ancaman eksistensial salah satunya kelompok Kurdi.

Baca Juga: Turki Travel Warning: Peringatkan Balas AS dan Eropa atas Dampak Potensi Islamofobia

Kelompok Kurdi sendiri adalah kelompok teror yang merujuk kepada Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang melakukan pemberontakan hampir puluhan tahun terhadap negara Turki. Turki, Uni Eropa dan Amerika Serikat (AS) telah menetapkan PKK sebagai kelompok teror.

Namun Swedia yang merupakan negara non-blok, yang membebaskan ekspresi setiap warganya malah justru melindungi kelompok teroris tersebut.

Selama aksi pembakaran AL-Qur'an di Swedia, para kelompok kurdi tersebut telah mengibarkan bendera PKK juga afiliasinya.

Baca Juga: Kabar Penculikan Anak Makin Marak, Polres Tasikmalaya Kota Menghimbau 5 Hal Ini

Berjanji bahwa Swedia dan Finlandia akan mencegah aksi PKK kembali terulang di negara Turki. Serta bertujuan untuk mendapatkan persetujuan keanggotaan NATO dari Turki.

Namun, Erdogan melalui perdana menteri Swedia mengatakan bahwa persetujuan atas NATO memiliki syarat. Diantaranya adalah Swedia harus mengekstradisi kelompok teroris tersebut dari negaranya untuk diadili di Turki.

“Anda akan mengekstradisi teroris ini jika Anda benar-benar ingin masuk NATO. Jika Anda tidak mengekstradisi para teroris ini, maka maaf,” ungkap Erdogan.

Baca Juga: Pohon Tumbang Sebabkan Listrik Putus di Natuna, Cuaca Ekstrem dan Angin Kencang Jadi Penyebabnya

Lebih lanjut, Erdogan memberikan daftar 120 orang yang perlu diekstradisi dari Swedia untuk diadili di negara Turki.

Diantaranya Turki meminta ekstradisi tersangka militan PKK beserta beberapa pengikut Fethullah Gulen, ulama Muslim yang dituduh melakukan percobaan kudeta pada tahun 2016.

Pada bulan Desember, Mahkamah Agung Swedia mengatakan negaranya tidak dapat mengekstradisi Bulent Kenes yang merupakan mantan pemimpin redaksi sebuah surat kabar yang merupakan kelompok Gulen, sehingga membuat marah Turki.

Sebelum perjanjian tersebut sepakat, dan aksi pembakaran Al-Qur'an benar-benar dihentikan dan diadili negara Swedia. Maka Turki tidak akan pernah menerima Swedia sebagai anggota NATO.***

sumber: apnews.com

Editor: Galih R

Tags

Terkini

Terpopuler