PRIANGANTIMURNEWS - Gaza telah dihancurkan oleh empat perang dan bentrokan yang tak terhitung jumlahnya.
Antara Hamas dan Israel, militan tersebut telah menguasai wilayah itu sejak tahun 2007.
Namun, kekerasan yang terjadi di Israel sendiri melebihi apa yang terjadi di sana.
Baca Juga: Perang Palestina dan Israel Memuncak: Strategi Hamas Lancarkan Serangan Balasan Terbesar
Bahkan pada puncak pemberontakan Intifada Palestina yang terjadi pada beberapa dekade terakhir.
Menurut analisis Reuters, Tepi Barat telah menyaksikan peningkatan serangan Israel, serangan jalanan Palestina, dan serangan oleh pemukim Yahudi di desa-desa Palestina.
Analisa tersebut menunjukkan bahwa kondisi masyarakat Palestina semakin memburuk di bawah pemerintahan sayap kanan Netanyahu, juga upaya perdamaian telah terhenti selama bertahun-tahun lamanya.
Baca Juga: RAMAI! Palestina Luncurkan Serangan Hamas ke Israel: 250 Orang Tewas, Pemicunya Karena Ini
“Berapa kali kami memperingatkan Anda bahwa rakyat Palestina telah tinggal di kamp pengungsi selama 75 tahun, dan Anda menolak mengakui hak-hak rakyat kami?”kata Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, pada pidatonya baru-baru ini.
Eskalasi ini terjadi di tengah meningkatnya kekerasan antara Israel dan militan Palestina di Tepi Barat yang diduduki Israel.
Dimana otoritas Palestina menjalankan pemerintahan sendiri secara terbatas, namun ditentang oleh Hamas.
Dikatakan Hamas, bahwa serangannya baru-baru ini didorong oleh meningkatnya serangan Israel terhadap warga Palestina di Tepi Barat, Yerusalem, dan terhadap warga Palestina yang berada di penjara-penjara Israel.
“Ini adalah hari pertempuran terbesar untuk mengakhiri pendudukan terakhir di bumi,” kata komandan militer Hamas Mohammed Deif.
Dia mengumumkan, dimulainya operasi tersebut, yang disampaikan dalam siaran di media Hamas, dia juga menyerukan pada warga Palestina di mana pun untuk berperang.***