6 Rangkuman Peristiwa Besar Palestina, PBB: 2022 menjadi Tahun Mematikan

- 27 Desember 2022, 12:02 WIB
Ilustrasi penyerangan warga Palestina oleh tentara Zionis Israel/freepik
Ilustrasi penyerangan warga Palestina oleh tentara Zionis Israel/freepik /

PRIANGANTIMURNEWS – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan tahun ini merupakan tahun mematikan bagi warga Palestina dibagian Tepi Barat sejak 2006.

Menjadi bukti bahwa  Israel meningkatkan penyerangannya di Tepi itu, di tengah  pergantian sayap kanan Negara tersebut.

Konflik, penggerebekan, dan pembunuhan salah satu jurnalis Palestina yang dihormati adalah beberapa peristiwa terpenting yang terjadi pada konflik bersenjata Palestina dan Israel pada tahun 2022.

Baca Juga: Nahas! Mobil Damkar Labuhanbatu Terbalik, Diduga Karena Hindari Kendaraan, Tiga Petugas Alami Luka

Diantaranya, berikut enam rangkuman besar yang terjadi pada tahun 2022 bagi warga Palestina:

1.Konflik Gaza

Pada tanggal 5 Agustus, pesawat tempur Israel melancarkan gelombang serangan udara ke daerah Gaza, dan ditanggapi oleh PIJ dengan menembakkan roket ke Israel. Peristiwa terjadi selama tiga hari, menewaskan sedikitnya 49 warga Palestina, termasuk 17 anak-anak.

Komandan PIJ Palestina diklaim terbunuh dalam peristiwa tersebut, dan konflik berhenti setelah gencatan senjata selama tiga hari yang dimediasi oleh Mesir.

Salah satu alasan utama Konflik tidak berlanjut adalah keputusan Hamas yang telah memerintah Gaza selama 15 tahun, untuk menghindari pertempuran saat ini

Walau demikian, terjadi kerusakan cukup parah di wilayah Gaza yang padahal baru dibangun kembali pasca konflik 11 hari di tahun lalu.

Baca Juga: Statistik Mengagumkan Pemain Baru Liverpool Cody Gakpo , Pantas Saja Diperebutkan Club-club Besar

2. Peningkatan Perlawanan Pasukan Bersenjata Palestina

Perubahan yang Utama terjadi di Tepi Barat pada tahun 2022 adalah pertumbuhan kelompok perlawanan bersenjata kecil yang berpusat di kota Jenin dan Nablus di Utara.

Kelompok-kelompok dikatakan sebagai kemunculannya yang pertama kali sejak intifada kedua (2000-2005). Kelompok tersebut sangat terorganisir dalam melawan penjajahan Israel di Tepi Barat.

Pada akhir Intifadah tersebut, sebagian besar senjata di wilayah tersebut saat ini berada di bawah kepemilikan Otoritas Palestina (PA).

Diketahui, Fenomena tersebut dimulai pada September 2021 dengan pembentukan kelompok pertama: Brigade Jenin, di kamp pengungsi kota. Setelah  terbunuhnya pasukan Israel Jamil al-Amouri pada bulan Juni.

Baca Juga: Tahun Baru 2023 Sebentar Lagi, Ini Doa Akhir dan Awal Tahun serta Waktu Membacanya

Diikuti dengan pembentukan Brigade Nablus, Sarang Singa, Brigade Balata, Brigade Tubas, dan Brigade Yabad pada tahun 2022.

Sementara kelompok-kelompok tersebut terdiri dari anggota berbagai partai tradisional Palestina, yakni kelompok-kelompok baru yang menolak untuk bergabung dengan partai atau gerakan tertentu.

3.Pembunuhan dan Penggerebekan yang Hampir Setiap Hari

Sebanyak 170 warga Palestina, termasuk di dalamnya lebih dari 30 anak-anak di Tepi Barat harus tewas oleh pasukan bersenjata Israel di tahun 2022 ini. Sementara 9.000 warga lain terluka menurut Kementerian Kesehatan Palestina.

Serangkaian serangan tersebut terjadi mulai bulan Maret. Dengan deklarasi kampanye militer Israel yang disebut Break the Wave.

Dimana basis operasinya berfokus pada penggerebekan, penangkapan, dan pembunuhan Tepi Barat mencakup Jenin dan Nablus.

Pembunuhan tersebut menyebabkan kemarahan besar di kalangan warga Palestina, operasi tersebut masih berjalan hingga kini dan yang terbaru terjadi pada tanggal 12 Desember.

Baca Juga: BMKG Imbau Waspadai Cuaca Ekstrem Hingga Tahun Baru

ketika seorang anak berusia 16 tahun di Jenin ditembak mati saat berdiri di atap rumahnya.

Seorang warga Palestina berusia 23 tahun juga dibunuh oleh seorang tentara Israel di depan umum pada  2 Desember. Warga Palestina menggambarkannya sebagai eksekusi.

Pengamat, diplomat, dan kelompok hak asasi telah menyatakan keprihatinan atas apa yang terjadi, dan yang menyebabkan tingginya jumlah pembunuhan.

“Pasukan Israel sering menggunakan senjata api terhadap warga Palestina hanya karena dicurigai atau sebagai tindakan pencegahan, yang melanggar standar internasional”.  ungkap, Kantor Komisaris Tinggi PBB, Hak Asasi Manusia dalam, catatannya

4. Pembunuhan Shireen Abu Akleh

Abu Akleh adalah koresponden TV Palestina-Amerika berusia 51 tahun untuk Al Jazeera Arabic dan telah meliput pendudukan Israel di wilayah Palestina selama lebih dari 25 tahun. Pembunuhannya menyebabkan protes internasional dan mengirimkan gelombang kejutan ke seluruh dunia.

Pembunuhan tersebut terjadi pada 11 Mei,. Ketika pasukan Israel menembak mati jurnalis Al Jazeera, Shireen Abu Akleh saat dia meliput serangan militer di kamp pengungsi Jenin.

Bahkan ketika dalam prosesi pemakaman selama 3 hari, tentara zionis tersebut menyerang pasukan pelayat  namun warga palestina memenuhi jalan-jalan untuk pemakaman.

Pada bulan Desember ini, pihak AL Jazeera mengajukan permintaan resmi ke Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) setelah otoritas zionis tersebut menolak meluncurkan penyelidikan kriminalitas.

Baca Juga: 5 Peristiwa Tsunami Terdahsyat Sepanjang Sejarah, Nomor 1 dan 2 Terjadi di Indonesia

5. Bangkitnya Sayap Paling Kanan

Pemilihan parlemen Israel kelima telah diadakan pada tahun 2022 ini. Menunjukkan ketidakmampuan Israel lama dalam membentuk pemerintahan stabil, dan kali ini telah menghasilkan pembentukan pemerintahan paling kanan dalam 74 tahun sejarahnya.

Perdana Menteri yang ditunjuk Benjamin Netanyahu dan partai Likudnya membentuk aliansi dengan partai-partai Zionis dan ultra ortodoks religius, memenangkan 64 mayoritas di Knesset yang beranggotakan 120 orang.

Blok terbesar ketiga dalam hasil pemilu adalah Aliansi Zionis Religius , penggabungan partai dengan nama yang sama dipimpin oleh Bezalel Smotrich, dan partai Kekuatan Yahudi yang dipimpin oleh Itamar Ben-Gvir.

Kedua tokoh kontroversial itu dikenal sering menghasut kekerasan terhadap warga Palestina dan secara terbuka menyatakan niat mereka untuk memperdalam pembangunan pemukiman ilegal Israel di Tepi Barat.

Baca Juga: Puluhan Perawat di Tasikmalaya Jadi Korban Investasi Bodong

6. Peningkatan Serangan Pemukiman

Tercatat pada tahun 2022, serangan Israel terhadap warga Palestina di Tepi Barat meningkat, semakin berani dan terkoordinasi. Saat ini, pasukan Israel tinggal di 250 pemukiman ilegal yang tersebar di Tepi Barat dan Timur pada tahun 2022 akhir

“Bukti yang mengganggu dari pasukan Israel sering memfasilitasi, mendukung dan berpartisipasi dalam serangan pemukim, membuat sulit untuk membedakan antara pemukim Israel dan kekerasan negara,”  kata pejabat PBB pada 15 Desember.

“2022 adalah tahun keenam dari peningkatan tahunan berturut-turut dalam jumlah serangan pemukim Israel di Tepi Barat yang diduduki,” lanjut pernyataan itu.

“Pemukim Israel bersenjata dan bertopeng menyerang warga Palestina di rumah mereka, menyerang anak-anak dalam perjalanan ke sekolah, menghancurkan properti dan membakar kebun zaitun, dan meneror seluruh komunitas dengan impunitas penuh,” akhirinya.***

Editor: Muh Romli

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x