Finlandia, bersama dengan Swedia secara resmi mengajukan permohonan untuk bergabung dengan NATO Mei tahun lalu.
Baca Juga: Sereeem! Di Rumah Jessica Iskandar Ada Pocong Loncat-Loncat Tertangkap Kamera CCTV
NATO mengundang kedua negara untuk bergabung dengan aliansi pada bulan Juni dan anggota bulan berikutnya menandatangani protokol aksesi.
Namun harus disetujui oleh semua anggota penuh NATO untuk menerima anggota baru ke dalam pengelompokan militer.
Turki saat itu menolak Finlandia dan Swedia karena hukum mereka yang bebas dan tidak menegaskan kelompok teroris seperti PKK dan Organisasi Teroris Fetullah.
Pada bulan Juni, kedua negara Skandinavia menandatangani memorandum dengan Türkiye untuk mengatasi masalah keamanan yang terakhir.
Baca Juga: Asal Usul 'Ngabuburit' dari Bahasa Sunda yang Tren Setiap Bulan Ramadhan
Dimana diplomat senior serta pejabat dari ketiga negara itu mengadakan berbagai pertemuan untuk membahas implementasi kesepakatan tersebut.
Selama proses tersebut, Turki mengisyaratkan pertimbangan untuk menyetujui Finlandia sebelum Swedia, dan lampu hijau diberikan pada hari Kamis.
Sayangnya Swedia masih diberi lampu merah, karena kasus pembakaran Al-Qur'an dan sistem perundang-undangan yang masih belum selesai untuk disahkan dalam parlemen.
Turki menyampaikan pada Swedia harus melawan sikap terorisme dan menyerahkan buronan Turki sesegera mungkin***