Network
PRIANGANTIMURNEWS - Iran kembali menyita kapal tanker minyak berbendera asing. Penyitaan ini adalah yang kedua kalinya dalam satu minggu.
Penyitaan kapal tanker minyak tersebut terjadi pada hari Rabu, 3 Mei 2023 di perairan regional yakni Selat Hormuz. Dipublikasikan oleh Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC).
Peristiwa terjadi di tengah ketegangan Iran-AS. Seolah menyiratkan pesan balasan kepada Amerika Serikat (AS) yang juga menyita kapal tanker minyak milik Iran beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Presiden Iran Telepon Joko Widodo, Serukan Pertemuan Darurat OKI Bahas Situasi Palestina
Alasan menahan kapal tanker minyak itu masih belum jelas, tetapi IRGC menyebut kapal itu telah melakukan 'pelanggaran'.
Sebelumnya pada hari yang sama, Armada Kelima AS yang berbasis di Bahrain juga mengatakan bahwa sebuah kapal tanker minyak berbendera Panama ditangkap oleh Angkatan Laut IRGC.
“Ditangkap saat transit di Selat Hormuz.” ujar armada angkatan laut AS.
Angkatan Laut (AL) AS menerbitkan rekaman yang diambil oleh drone udara. Menunjukkan kapal IRGC merebut kapal tanker asing pada pukul 06:20 waktu setempat.
Baca Juga: Update: Selundupkan 319 Kilogram Sabu, Delapan Warga Negara Iran Ditangkap BNN RI
"Kapal IRGC memaksa kapal tanker minyak untuk berbalik arah dan segera menuju perairan teritorial Iran di lepas pantai Bandar Abbas, Iran,” ungkap Angkatan Laut AS.
Insiden tersebut terjadi seminggu setelah divisi angkatan laut Iran menyita sebuah kapal tanker 'pelanggar' berbendera Kepulauan Marshal.
Kapal itu kemudian diarahkan ke perairan pantai Iran di Laut Oman, setelah bertemu dengan kapal Iran.
Tentara Iran mengatakan, kapal tanker itu bertabrakan dengan sebuah kapal Iran di perairan Teluk Persia. Melukai beberapa awak Iran, setidaknya dua orang masih hilang.
Baca Juga: Bukannya Protes Qatar, Suporter Iran Ini Malah Protes Negaranya Sendiri di Piala Dunia 2022
Komando Pusat AL AS, mengatakan kapal itu disita saat transit di perairan internasional di Teluk Oman.
Insiden ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Teheran dan Washington.
Dipicu oleh kebuntuan perbincangan kesepakatan nuklir 2015, termasuk perkembangan regional.
Iran telah berulang kali menyerukan penggulingan pasukan AS dari wilayah tersebut, dan menghentikan kehadiran AL Amerika di perairan regionalnya.***
