AS-China Mulai Berebut Pengaruh di Indo-Pasifik, ASEAN Tegaskan Sikap Tak Memihak

- 15 Juli 2023, 08:00 WIB
 Sesi Foto bersama pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN (PMC) pada hari Kamis, 13 Juli 2023
Sesi Foto bersama pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN (PMC) pada hari Kamis, 13 Juli 2023 /

PRIANGANTIMURNEWS - Negara-nagara besar di Dunia mulai melakukan pergerakan untuk berebut pengaruh di kawasan Indo-Pasifik, terutama antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Rivalitas pengaruh kedua negara tersebut sangat jelas menonjol dalam konflik Laut China Selatan, serta hubungan antara China dan Taiwan.

Pada hari Jumat, 14 Juli 2023 Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia Timur (EAS) yang melibatkan 18 negara melakukan diskusi terbuka tentang kawasan info-pasifik.

Baca Juga: Kandidat Presiden AS Nikki Haley mengatakan Donald Trump 'terlalu sedikit' tentang ancaman China

Indonesia termasuk dalam 10 peserta negara ASEAN yang terlibat dalam EAS, bersama 8 negara lain yakni: Australia, China, India, Jepang, Selandia Baru, Korea Selatan, Rusia, dan Amerika Serikat.

Retno Marsudi, Mentri Luar Negeri Indonesia menjadi salah satu pembicara dalam pertemuan EAS. Menegaskan bahwa jangan sampai Indo-Pasifik menjadi Medan perang berikutnya.

"Indo-Pasifik saat ini sedang berada dalam masa kritis,” ungkap Retno.

Baca Juga: Amerika Serikat Peringatkan Gencatan Senjata yang Diserukan China-Rusia adalah Senjata Taktis Perang

"Tapi kita masih belum mampu menciptakan lingkungan yang kondusif. Ketidakpercayaan dan ketidakpastian masih ada,” tambahnya.

Retno juga menekankan kepada negara-negara besar yang hadir bahwa Indo-Pasifik harus menjadi tempat yang sangat aman, damai, dan jauh dari konflik pengaruh di Dunia.

Itu karena wilayah Indo-Pasifik adalah rumah untuk 60 persen populasi di Dunia saat ini. Menjadi wilayah populasi yang sangat padat.

Baca Juga: Gempar! Mega Proyek China Menggali Lubang 10.000 Meter Ke dalam Bumi

Artinya, kawasan tersebut selama 30 tahun ke depan akan menjadi penyumbang perekonomian terbesar di Dunia.

Retno sangat berharap bahwa keterlibatan EAS dalam pertemuan ASEAN kali ini dapat berkontribusi lebih besar untuk menciptakan kawasan Indo-Pasifik yang aman, stabil, dan inklusif.

Serta lebih mendorong kolaborasi dan kemajuan ekonomi bersama, dibandingkan berebut pengaruh di kawasan tersebut.

Pada tahun 2019, ASEAN resmi menyepakati pandangan AOIP (ASEAN Outlook on Indo-Pacific/AOIP) terhadap kawasan Indo-Pasifik.

Pandangan tersebut menegaskan ASEAN untuk mengambil peranan dalam menjaga perdamaian, keamanan, stabilitas serta kemakmuran di wilayah Indo-Pasifik.

Itu artinya, ASEAN benar-benar menegaskan posisinya yang tidak memihak kepada blok manapun. Termasuk ikut campur dalam rivalitas pengaruh antara AS- China.

Pandangan AOIP digagas oleh Indonesia, bertujuan untuk mengedepankan pendekatan dialog, kerjasama terbuka, serta inklusif. Tidak membahas tentang kompetisi dan rivalitas negara besar.

Semua negara ASEAN sepakat untuk tidak berpihak pada negara besar manapun, mereka lebih mengedepankan stabilitas dan perdamaian kawasan Indo-Pasifik.

Menekan semua potensi konflik yang berada di kawasan Indo-Pasifik, karena kawasan tersebut adalah penyumbang perekonomian terbesar di Dunia.***

 

Editor: Muh Romli

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah