Perang Antar Faksi Palestina di Kamp Ain Al-Helwa Lebanon, Sebabkan Enam Korban Jiwa

- 31 Juli 2023, 07:00 WIB
Foto: anadolu   Perang antar dua faksi Palestina di Kamp Pengungsi Ain Al-Helwa, Lebanon pada Minggu, 30 Juli 2023. Menyebabkan enam kematian, termasuk komandan Hamas.
Foto: anadolu Perang antar dua faksi Palestina di Kamp Pengungsi Ain Al-Helwa, Lebanon pada Minggu, 30 Juli 2023. Menyebabkan enam kematian, termasuk komandan Hamas. /
PRIANGANTIMURNEWS - Perang antar faksi Palestina di Kamp Pengungsian Lebanon kembali terjadi, menyusul bentrokan yang melibatkan Fatah dan Kelompok Islamis.

Terjadi pada Minggu tengah malam, 30 Juli 2023. Tepatnya di Kamp Ain Al-Helwa, Kota Pelabuhan Selatan Sidon, Lebanon.

Perang antar fraksi tersebut berawal dari seorang pria dari kelompok Islamis yang mencoba membunuh anggota kelompok bersenjata Mahmoud Khalil.
 
Baca Juga: Dampak Perang Rusia vs Ukraina, Panglima TNI Sebut Dunia Saat Ini Tidak Sedang Baik-Baik Saja

Namun serangan tersebut malah membunuh temannya. Laporan disampaikan kantor berita The Associated Press, dengan mengutip perkataan Pejabat Palestina.

Akibat bentrokan tersebut sayap militer Faksi Hamas, Fatah mengecam penyerangan itu sebagai tindakan kejahatan keji dan pengecut yang merusak stabilitas keamanan.

Komandan mereka yang bernama Ashraf Al-Armouchi dan empat rekannya meninggal dalam perang antar faksi tersebut.

Sementara tujuh orang dilaporkan terluka dari pihaknya, termasuk dua orang anak-anak.
 
Baca Juga: Sumpah Turki untuk Terus Mendukung Kemerdekaan Palestina dari Penjajahan Israel

Salah satu sumber yang melihat kejadian secara langsung mengungkapkan, bahwa kelompok Islamis yang membuat masalah adalah dari kelompok Al-Shahab Al-Muslim.

Dirinya juga dilaporkan tewas setelah melakukan penyerangan. Dari pihak militer Lebanon pun melaporkan bahwa satu tentaranya terluka.

LEBANON ANGKAT TANGAN

Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) juga mengkonfirmasi kematian sebanyak enam orang.

Ain Al-Helwa adalah Kamp Pengungsi Palestina di Lebanon yang dikenal karena pelanggaran hukum dan kekerasan atau bentrokan yang sering terjadi.

PBB mengatakan sekitar 55.000 warga Palestina tinggal di kamp tersebut, yang didirikan pada tahun 1948.

Menampung warga Palestina yang terlantar oleh pasukan Israel dalam pengusiran Nakba, atau karena bencana alam.

Pada hari Minggu, faksi-faksi bentrok menggunakan senapan serbu dan pelontar granat berkekuatan roket termasuk granat tangan yang dilemparkan ke Kamp.

Bahkan Ambulans sampai harus tiba melalui jalan-jalan sempit untuk membawa yang terluka ke rumah sakit.
 
Baca Juga: Israel U21 vs Inggris U21 di Semifinal Euro U21: Pratinjau, Jadwal, H2H, Prediksi Skor

Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati mengkritik bentrokan yang terjadi antara faksi Palestina yang terjadi di negaranya.

"Mencurigakan mengingat konteks kawasan dan internasional saat ini, upaya berulang untuk menggunakan Lebanon (sebagai medan perang)," kritik Mikati.

"Itu mengorbankan Lebanon dan warga Lebanon," tegasnya.

"Kami mendesak kepemimpinan Palestina untuk bekerja sama dengan tentara untuk mengendalikan situasi keamanan," serunya

"Menyerahkan mereka yang mengganggu keamanan ke pihak berwenang Lebanon," akhirinya.

Bentrokan tersebut mulai reda setelah kesepakatan gencatan senjata dicapai pada pukul 18:00 WIB. Setelah terjadi pertemuan antara faksi Palestina.

Dimana beberapa anggota kelompok Lebanon juga bertemu, termasuk Hizbullah. Tentara Lebanon juga menyepakati tidak ikut campur dalam keributan Kamp Palestina.***

Editor: Muh Romli


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x