Presiden Turki Sebut Pertemuan Presiden Palestina dan Pimpinan Hamas Berada di Dimensi Berbeda

- 8 Agustus 2023, 07:00 WIB
  Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (tengah) berfoto bersama Presiden Palestina Mahmoud Abbas (kiri) dan Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh (kanan) dalam pertemuan resmi di Kompleks Kepresidenan di Ankara, Turki pada 26 Juli 2023.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (tengah) berfoto bersama Presiden Palestina Mahmoud Abbas (kiri) dan Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh (kanan) dalam pertemuan resmi di Kompleks Kepresidenan di Ankara, Turki pada 26 Juli 2023. /
 
PRIANGANTIMURNEWS - Pemerintah Turki telah mengadakan pertemuan tertutup di dengan sejumlah tokoh penting Palestina.

Pertemuan tersebut penting tersebut dihadiri oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Presiden Palestina Mahmoud Abbas.

Dengan Pimpinan Faksi Politik Palestina Hamas, Ismail Haniyeh sejak 27 Juli 2023 di Ankara, Turki.
 
Baca Juga: Sumpah Turki untuk Terus Mendukung Kemerdekaan Palestina dari Penjajahan Israel

Pertemuan tersebut terjadi menyusul pertumpahan darah antar faksi Palestina di Kamp Pengungsi wilayah Lebanon.

Presiden Erdogan menyebut pertemuan Presiden Palestina dan Pimpinan Hamas tersebut berada di kelas dan dimensi berbeda.

"Pertemuan Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan kepala biro politik Hamas Ismail Haniyeh," kata Erdogan.

"yang diselenggarakan oleh negara kami, menambah dimensi berbeda dalam kunjungan ini," tambahnya. 
 
Baca Juga: Turki Beri Lampu Hijau Keanggotaan Swedia atas NATO, Pemimpin-Pemimpin Eropa Beri Pujian

Pernyataan tersebut baru disampaikan pada Senin, 7 Agustus 2023 sekaligus memperbaharui dukungan terbaru untuk rakyat Palestina yang dijajah Israel.

"Kami menjamu Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Ankara. Pada kesempatan ini, kami sekali lagi memperbarui dukungan kuat kami untuk perjuangan Palestina dan perjuangan rakyat Palestina," tambahnya.

Presiden Erdogan juga menegaskan bahwa Turki akan membantu menyelesaikan perbedaan diantara mereka satu sama lain.

Hal tersebut mengacu kepada konflik yang terjadi belakangan ini antar faksi Palestina. 
 
Baca Juga: Recep Tayyip Erdogan Kembali Duduki Kursi Presiden Turki, Kemenangan Aliansi Rakyat

Ankara juga menyatakan dukungannya terhadap solusi dua negara untuk konflik Palestina-Israel.

Termasuk pembentukan negara Palestina dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya yang sebenarnya dijajah oleh Israel.

Turki saat ini tengah memilih pengaruh yang kuat di baik di TImur Tengah, Uni Eropa dan hubungannya dengan Rusia.

Kondisi itu menaikan level diplomasi Turki ke level teratas dalam sistem global sejak kepemimpinan Erdogan kembali.

Terlepas dari berbagai masalah dalam ekonomi global dan di kawasan, Turki telah mengambil langkah tegas untuk mencapai tujuannya.

"Untuk pertama kalinya selama berabad-abad, Turki memiliki kesempatan untuk naik ke liga teratas sistem global," ungkap Erdogan.

"Dalam peringatan 100 tahun Republik kami, kami ingin menyelamatkan demokrasi Turki dari Konstitusi kudeta dan menyatukannya dengan Konstitusi sipil dan libertarian," katanya.

Konstitusi Turki saat ini diperkenalkan setelah kudeta militer yang terjadi pada tahun 1980.

Erdogan telah berulang kali mendorong agar Konstitusi baru dirancang di bawah pemerintahan sipil.  

Membuat Erdogan semakin dicintai oleh rakyatnya, namun dibenci oleh oposisi yang memiliki hubungan dekat dengan blok barat.***

Key: dimensi berbeda, Recep Tayyip Erdogan, Mahmoud Abbas, Ismail Haniyeh, Hamas, Palestina, Turki, kamp pengungsi, Israel.



Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (tengah) berfoto bersama Presiden Palestina Mahmoud Abbas (kiri) dan Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh (kanan) dalam pertemuan resmi di Kompleks Kepresidenan di Ankara, Turki pada 26 Juli 2023.

Editor: Muh Romli

Sumber: Anadolu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x