Prancis akan Larang Seluruh Siswinya Menggunakan Pakaian Abaya, Setelah Hijab dan Cadar

- 29 Agustus 2023, 14:00 WIB
Pemerintah Prancis sebelumnya telah resmi melarang pemakaian Cadar di hadapan publik pada tahun 2010. Pakaian Abaya kini terancam dilarang oi sekolah negeri Prancis. 
Pemerintah Prancis sebelumnya telah resmi melarang pemakaian Cadar di hadapan publik pada tahun 2010. Pakaian Abaya kini terancam dilarang oi sekolah negeri Prancis.  /Anadolu/

PRIANGANTIMURNEWS - Pemerintah Prancis melalui Menteri Pendidikan akan menerapkan aturan larangan menggunakan pakaian Abaya yang kepada seluruh Siswinya.

Abaya sendiri adalah pakaian longgar yang mirip seperti jubah yang biasa dikenakan oleh sebagian perempuan Muslim di Prancis.

Pernyataan tegas tersebut disampaikan oleh Menteri Pendidikan Prancis, Gabriel Attal Kepada saluran TV TF 1 Prancis.

Baca Juga: Umat Yahudi Swiss Bergabung dengan Kaum Muslim dalam Memprotes Larangan Memakai Cadar

Dengan menyatakan bahwa di dalam kelas, tanda-tanda keagamaan tidak boleh ditonjolkan dengan jelas.

“Ketika Anda masuk ke ruang kelas, Anda tidak boleh mengidentifikasi agama siswa hanya dengan melihat mereka,” papar Attal.

“Saya telah memutuskan bahwa Abaya tidak lagi dikenakan. di sekolah," tambahnya.

Baca Juga: Kerusuhan Besar Malam ke 6: 157 Pendemo Ditangkap Aparat Polisi Prancis

Dirinya akan mulai berbicara dengan pejabat-pejabat sekolah mulai minggu depan untuk menegakkan larangan pakaian mirip jubah yang menutupi seluruh tubuh tersebut.

Serta direncanakan pada Senin, 4 September 2023 mendatang. Seluruh sekolah, khususnya negeri akan menerapkan larangan penggunaan pakaian Abaya.

Pemerintah Prancis memang secara keras melarang tanda dan simbol keagamaan di sekolah negeri dan gedung pemerintahan mereka, dengan alasan melanggar hukum sekuler.

Baca Juga: Kerusuhan Besar di Prancis Hari ke-5: Demonstran Gunakan Kembang Api untuk Melawan Polisi

Peraturan tersebut juga secara tak langsung melanggar membawa simbol salib umat Kristen dan juga Kippa umat Yahudi di sekolah negeri dan pemerintahan.

Sayangnya pelarangan tersebut lebih menargetkan umat Islam dalam penerapan kebijakan tersebut, termasuk kebijakan penggerebekan terhadap Masjid dan Yayasan.

Pada tahun 2004 lalu, Pemerintah Prancis secara resmi telah melarang penggunaan Jilbab di sekolah negeri.

Baca Juga: Honduras U20 vs Prancis U20 di Piala Dunia U20: Pratinjau, Jadwal, H2H, Prediksi Skor

Dilanjutkan pada tahun 2010, dimana Pemerintah Prancis juga menerapkan larangan terhadap pemakaian cadar di depan umum.

Pelarangan tersebut telah menyebabkan kemarahan besar Komunitas Muslim Prancis yang mencapai lima juta orang pada masanya.

Penerapan kebijakan larangan pakaian abaya sebenarnya telah menjadi perdebatan selama berbulan-bulan lalu antara komunitas Muslim dan Pemerintah sekuler Prancis.

Baca Juga: Honduras U20 vs Prancis U20 di Piala Dunia U20: Pratinjau, Jadwal, H2H, Prediksi Skor

Larangan tersebut memicu perdebatan politik. Dimana Komunitas Prancis memperjuangkan hak Muslim oleh partai sayap kiri Prancis.

Disamping itu kebijakan sekuler dan pelarangan abaya terus digaungkan oleh partai sayap kanan Prancis yang mendominasi di pemerintahan.

“Sekulerisme berarti kebebasan untuk membebaskan diri melalui sekolah,” tegas Attal.  

Baca Juga: Perang Nuklir di Depan Mata: Rusia Analisis Kekuatan Gabungan AS, Inggris dan Prancis

“Isyarat keagamaan, yang bertujuan untuk menguji perlawanan republik terhadap perlindungan sekuler yang harus dimiliki sekolah,” sindirnya.

Pernyataan tersebut disindir mentah oleh salah satu Badan Nasional perwakilan asosiasi Muslim Prancis CFCM.

"Pakaian saja bukanlah tanda keagamaan,” tulis pernyataan CFCM.

Baca Juga: Prancis Lumpuh Kembali Akibat Demo Nasional yang Melibatkan 3,5 Juta Serikat Pekerja

Pengumuman kebijakan yang akan dimasukan kedalam undang-Undang tersebut merupakan keputusan besar pertama yang diambil oleh Attal.

Sebagai Menteri Pendidikan Prancis yang dipilih langsung oleh Presiden Emmanuel Macron musim panas ini.

Kebijakan tersebut memiliki peluang tingkat protes yang besar kalangan komunitas Muslim Prancis.***

Editor: Sri Hastuti

Sumber: Anadolu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x