Seorang Dokter di RS Al Shifa Memberikan Kesaksian Terkait Pasukan Israel Masuk ke Dalam RS

- 17 November 2023, 16:00 WIB
 Tentara Israel melakukan operasi darat di kompleks rumah sakit Al Shifa, Kota Gaza/ANTARA/REUTERS/HO-IDF
Tentara Israel melakukan operasi darat di kompleks rumah sakit Al Shifa, Kota Gaza/ANTARA/REUTERS/HO-IDF /

Dengan suara ledakan yang terus menerus sebagai latar belakang, Ahmed menceritakan momen menegangkan ketika Israel memberikan peringatan kepada pemerintah sebelum serangan, namun para staf tidak memiliki informasi rinci tentang  serangan itu akan bergerak.

Pada saat pasukan Israel mengepung gedung rumah sakit, situasi menjadi sunyi senyap, Ahmed menyatakan, tidak ada tindakan operasional, dirinya bersama para medis yang lain hanya menanti kapan ini akan berakhir, apakah dirinya bersama yang lain akan bertahan atau tidak. Hanya terdiam, tanpa dapat melakukan apa-apa, menunggu hingga serangan menghentikan atau berakhir.

 

Baca Juga: 15.000 Bayi Palestina akan Lahir di Gaza saat Genosida Israel: Rata-Rata Kembar!

Nasib Al Shifa, rumah sakit terbesar di Gaza, semakin menjadi sorotan kekhawatiran internasional karena kondisinya yang semakin memburuk. Kurangnya bahan bakar, obat-obatan, makanan, serta udara yang semakin memperparah situasi.

Pada hari Selasa, upaya penguburan massal dilakukan di dalam kompleks untuk menghormati  100 jenazah pasien yang membusuk. Tiga bayi baru lahir meninggal setelah harus dipindahkan dari inkubator ke tempat tidur biasa.

Di akhir cerita dengan suara penuh duka Ahmed menutup keterangannya dengan berbagi kabar tragis bahwa meskipun 36 bayi baru lahir lainnya berhasil bertahan selama 24 jam terakhir, beberapa pasien dalam perawatan intensif telah meninggal. Hampir lima pasien ICU setiap hari, disebabkan kekurangan oksigen yang menjadi nyawa bagi mereka.***

Halaman:

Editor: Muh Romli

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x