Harga Daging Ayam Broiler Melonjak

8 Desember 2020, 20:27 WIB
Seorang pedagang ayam pedaging di pasar Ciamis sedang melayani pembeli. /Pikiran Rakyat/Nurhandoko Wiyoso/

PRIANGAN TIMUR NEWS - Jelang akhir tahun sejumlah komoditi sudah mengalami kenaikan.

Harga daging ayam broiler atau pedaging di tatar galuh Ciamis menembus Rp 40.000, per kilogram.

Di Pasar Manis Ciamis, Selasa 8 Desember 2020.sejumlah pedagang mengaku kenaikan yang dirasa cukup tinggi baru berlangsung beberapa hari lalu.

Baca Juga: Harga Gabah Kering Giling Merosot

Sebelumnya memang sudah ada yang menjual sampai Rp 40.000, akan tetapi lainnya masih bertahan Rp 38.000 per kilogram.

Saat pandemi covid-19 ini, mereka juga mengaku permintaan pasar mengalami sedikit penurunan, dibandingkan kondisi noral atau sebelumnya.

Selain itu pedagang juga tidak habis fikir dengan naiknya harga, sedangkan stok ayam tetap banyak.  

Baca Juga: Gubernur Jabar Menyatakan Cinta ke Atalia Ternyata yang ke 42

Menurut Iwan seorang pedagang ayam di Pasar Manis diseperti dikutip priangantimurnews dari pikiran rakyat mengatakan harga daging ayam sudah beberapa hari mengalami kenaikan.

“Harga sudah naik sejak beberapa hari lalu, menjadi Rp 40.000 dari sebelumnya Rp 38.000 per kilogram. Kami terpaksa menaikkan harga karena harga ayam hidup di kandang juga naik menjadi Rp 22.000,” tutur Iwan.

Dia mengaku tidak persis mengetahui alasan naiknya harga ayam. Hanya berdasar kondisi sebelumnya menjelang akhir tahun harga daging ayam akan naik. Namun demikian kenaikan harga saat pandemi covid saat ini diluar perkiraan.

Baca Juga: KKP Amankan Kapal Ikan Asing Ilegal di Perairan Selat Malaka

“Terus terang tidak tahu mengapa harga naik tinggi. Mungkin karena menjelang akhir tahun ya, atau karena kiriman ayam ke luar Ciamis sudah kembali normal. Jika harga terus naik, konsumen pasti mengeluh,” ujarnya.

Pedagang lainnya Yati juga mengaku tidak memahami naiknya harga ayam. Kondisi yang terjadi saat ini, lanjutnya berbanding terbalik dengan beberapa bulan lalu, ketika harga ayam anjlok.

“Saat harga turun, permintaan tidak melonjak, apalagi saat harga naik sampai menembus Rp 40.000. Jika terus naik, pedagang juga bakal sulit menjual,” tutur Yati.

Baca Juga: Guru Perlu Kembangkan Budaya Inovasi Dalam Lingkungan Kerja

Apabila harga ayam pedaging hidup terus naik, dia mengambil langkah, salah satunya  mengurangi keuntungan. Sebab jika bertahan, dia khawatir konsumen bakal berkurang.

“Langkah terakhir mengurangi sedikit keuntungan. Sekarang saja banyak pembeli yang komplain harganya mahal, meski akhirnya tetap membeli. Bagi kami harga yang penting harga stabil dan normal,” ujarnya.***

 

 

Editor: Ahmad Ramadan

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler