Waspada Potensi Longsor Susulan di Cimanggu Sumedang, Ada Rekahan 7 Meter dari Titik Longsor

15 Januari 2021, 23:40 WIB
Petugas dari Basarnas dan BPBD Kabupaten Sumedang sedang melakukan evakuasi korban tanah longsor di Sumedang. /Pikiran Rakyat/Novi Nurulliah/

PRIANGANTIMURNEWS - Masyarakat di diminta waspada akan terjadinya longsor susulan di Cimanggu Kabupaten Sumedang.

Hasil penelitian dari Tim ahli bidang tanah longsor dan Geologi ITB, longsoran susulan berpotensi karena ada rekahan tanah di lokasi longsor.


Ahli bidang longsoran tanah dan geologi teknik dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Imam Achmad Sadisun mengingatkan bahayanya longsor susulan di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang.

Baca Juga: Tim Penyelidik AS Datang ke Indonesia untuk Selidiki Kecelakaan Pesawat Sriwijaya

Longsor susulan berpotensi terjadi karena terdapat rekahan dengan jarak tujuh meter dari lokasi longsor.

Kesimpulan tersebut diperoleh setelah tim dari kelompok keilmuan Geologi Terapan, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB) ITB meninjau lokasi terjadinya longsor.

"Kami melihat longsoran susulan belum berhenti. Retakan ternyata masih ada sampai ke jalan di perumahan yang ada di atas dan paling jauh jaraknya 7 meter, tanah itu suatu saat bisa jadi meluncur lagi (longsor)" ujar Imam dalam siaran pers, Kamis (14/1/2021).

Baca Juga: Wagub Jabar Akan Disuntik Vaksin Covid-19 di RSUP Hasan Sadikin

Longsor yang terjadi di Cimanggung tidak hanya terjadi sekali. Setidaknya ada empat kali kejadian longsoran.

Menurut Imam, seperti dikutip Priangantimurnews dari Pikiran Rakyat jika melihat peta geologi di daerah tersebut, tempat terjadinya longsor masuk zona merah dan kuning.

Dengan demikian, memiliki potensi longsor yang tinggi dan sangat tinggi sehingga perumahan harus dibatasi.

Baca Juga: Tergerus Air Banjir, Jembatan Nagawiru di Sindangkasih Ciamis Ambrol

"Pihak terkait perlu selalu memperhatikan Undang-undang Penataan Ruang dan Lahan di kawasan yang berpotensi longsor," ucap Imam.

Longsoran yang terjadi bukan jenis longsoran biasa, melainkan longsoran kompleks.

Menurut Imam, longsor terjadi karena terjadi proses gelinciran pada bagian atas tanah hingga menimbulkan proses aliran di bagian tengah dan bawah tanah. Longsor juga diikuti oleh proses aliran lumpur sehingga menimbulkan banyak korban jiwa dan kerusakan bangunan.

Baca Juga: Bahas Investasi di Danau Toba, Menko Kemaritiman Luhut Temui Menlu China

Berdasarkan pengamatan Imam, area longsoran Cimanggung berawal dari bagian tengah sistem lereng. Pada titik itu terjadi kesetimbangan atau kestabilan lereng ditambah dengan terjadinya hujan lebat sehingga mengakibatkan longsor.

Selain itu, pada area tersebut, lahan sudah dibuka untuk area perumahan, baik di bagian atas lereng, tengah hingga pada bawah.

Ditambah kenaikan tekanan pori dan berat isi material oleh air hujan telah memberikan kontribusi yang sangat berarti pada proses terbentuknya longsor.

Baca Juga: Uang Kripto Bisa Buat Beli Lamborgini, Begini Penjelasan Lengkapnya

Terkait bahaya longsoran susulan, Imam mengusulkan agar pemerintah segera melakukan upaya penanganan. Hal itu bisa dilakukan dengan menata atas tebing.

Caranya, melakukan stabilisasi lereng dengan memperkuat material pembentuk lereng. Bisa juga dengan membentuk struktur penahan lereng secara bertahap dan pengaturan drainase dengan baik.

Pemerintah juga disarankan merelokasi masyarakat di sekitar longsor apabila tidak melakukan penataan kawasan.*** (Rani Ummi Fadila/ Pikiran Rakyat)

 

Editor: Muh Romli

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler