Seorang Guru Honorer di Tasikmalaya Kirim Surat Terbuka Kepada Jokowi

27 Mei 2021, 14:00 WIB
Ilustrasi, surat terbuka kepada Jokowi dari guru honorer. /Pixabay/

PRIANGANTIMURNEWS– Salah Seorang Guru Honorer di Tasikmalaya mengeluh terkait kejelasan pendidikan di tengah Pandemi Covid-19.

Hal itu disampaikannya lewat surat terbuka yang dilayangkan kepada Presiden Jokowi, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), dan Menteri Agama (Menag).

Dalam surat yang ditulis tersebut, dia menyaksikan sendiri bahwa bagaimana terjadinya proses degradasi baik secara intelektual maupun moral.

Baca Juga: Ayahanda Peppy Meninggal Dunia, Sejumlah Sahabat Artis Ucapkan Turut Bela Sungkawa

Berikut isi lengkap Surat Terbuka seorang Guru Honorer kepada Presiden Jokowi yang diterima kami melalui kiriman aplikasi chat dari Guru tersebut.

Kepada Yth

Bapak Presiden
Menteri Pendidikan Republik Indonesia
Menteri Agama Republik Indonesia
Di
Bumi Ibu Pertiwi

Asaalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Om swastiastu Namo Bhudaya Salam Kebajikan
Salam Sejahtera untuk kita semua

Semoga seluruh bangsa Indonesia senantiasa mendapat perlindungan dari segala wabah terutama Pandemi Covid-19 yang tak hentinya menjadi hantu di negeri ini.

Tak terasa memang 1 tahun lebih pasca diumumkan pertama kali wabah ini masuk dan menjadi momok yang sangat menakutkan bagi seluruh lapisan elemen bangsa ini.

Tanpa persiapan tentu bapak-bapak pun berpikir dan bekerja sangat keras dalam mencari solusi terbaik untuk masalah ini. Namun ada keresahan yang sangat mendalam bagi kami rakyat negeri ini tentang bagaimana nasib pendidikan anak-anak kami.

Seperti slogan yang digaungkan oleh menteri pendidikan “MERDEKA BELAJAR”, tentu inilah yang kami harapkan. Namun sejauh ini justru kami menyaksikan sendiri bagaimana terjadinya proses degradasi baik secara intelektual maupun moral kepada anak-anak kami.

Baca Juga: Sudah 5 Tahun TPP PNS Lembaga Pendidikan SMA dan SMK Tidak Naik, Kini Sudah Saatnya

Pemanfaatan teknologi seakan hanya satu-satunya solusi, tanpa melihat hambatan-hambatan dan tantangan yang kami hadapi di lapangan. Tentu ini mesti kita pikirkan kembali, karena mengingat masyarakat Indonesia yang majemuk dengan wilayah yang beragam (Perkotaan, Pedesaan) dan teknologi yang cukup terbilang baru bagi kami, tentu akan membutuhkan waktu dan proses yang cukup panjang untuk menggapai apa yang bapak-bapak harapkan.

Tanpa ada niat menggurui, miris dan sedih kami melihat situasi pendidikan seperti ini. Seakan-akan lembaga pendidikan menjadi satu-satunya tempat penyebaran pandemi. Meski awalnya kami mencoba memahami apa yang menjadi kebijakan bapak-bapak sekalian, aga generasi penerus bangsa ini terjaga dari pandemi.

Namun kami kembali meragukan setelah melihat kenyataan di lapangan bagaimana pusat-pusat perbelanjaan sangat ramai dikunjungi terlabih menjelang hari raya Idul Fitri dengan diawali oleh ibu Menteri Keuangan yang dengan ringannya mengintruksi kami untuk jangan takut belanja. Ironi, karena bisa jadi penularan pandemi itu terjadi di pusat perbelanjaan hingga menimpa anak-anak kami.

Baca Juga: Tahun 2017, 8 Kuota Toko Modern di Kab Pangandaran Sempat di Moratorium

Tanpa menyudutkan bapak/ibu yang sampai saat ini terus berpikir dan bekerja mencari solusi terbaik untuk bangsa ini. Tapi ini hanya curahan hati seorang ayah, ibu dan sebagai guru akan kenyataan yang terjadi sampai saat ini.

Kami selalu percaya dan menunggu akan kebijakan-kebijakan yang bapak/ibu keluarkan itu terbaik untuk bangsa ini.

Dengan surat ini kami sampaikan KEMERDEKAAN ADALAH HAK SEGALA BANGSA.

Baca Juga: Dermaga Ambruk Saat Sedang Selfi, Tujuh Wisatawan Tenggelam, 4 Meninggal 3 Hilang

Demikian yang dapat kami curahkan, semoga sedikitnya menjadi gambaran tentang apa yang kami harapkan. Tak hentinya kata maaf kami sampaikan jika ini dianggap sebuah kelancangan.

27 Mei 2021

Eki Dwi Pratama
(Orang Tua dan Guru Honorer).***

Editor: Agus Kusnadi

Tags

Terkini

Terpopuler