Sering Disepelekan, David Wijaya: Apoteker juga Berjibaku Tanggulangi Covid-19

8 Agustus 2021, 10:45 WIB
Davida Wijaya, apotekr yang membuka konsultasi gratis mengenai obat selama masa pandemi Covid 19 /pikiran Rakyat/Tommy Andryany

PRIANGANTIMURNEWS - Di tengah pandemi Covid 19 bukan hanya tenaga kesehatan yang bisa berjuang melawan Covid 19, apoteker juga bisa berjibaku melawan wabah tersebut.


Hanya cara dan sistem kerjanya berbeda. Kalau nakes dengan cara langsung menangani pasien covid 19, apoteker dengan membuka konsultasi obat.

Begitulah yang dilakukan seorang apoteker Davida Wijaya. Dia berupaya membangkitkan peran farmasis di tengah masyarakat.

Baca Juga: Sandiaga Uno Gaspol Destinasi Danau Toba dengan 3 Program Andalan

Alumni ITB mengaku selama ini peran farmasis kerap diabaikan dibandingkan dengan tenaga kesehatan lain selayaknya dokter atau perawat.

Begitu juga dalam masa pandemi ini. Padahal apoteker juga turut berjibaku dalam penanggulangan Covid-19, terutama dalam pengadaan obat.

Kiprah untuk menanggulangi pandemi Covid dilakukan dengan membuka BijakObat. Merupaka layanan konsultasi gratis mengenai obat secara online.

David mengaku sebelumnya ia dikenal sebagai influencer. Dia membentuk  organisasi Youth Ranger Indonesia, yang bergerak di bidang pengembangan potensi pemuda.

Itu semua dilakukan karena ingin berbakti kepada negara yang telah memberi bea siswa selama kuliah.

Baca Juga: Nakes Harus Diprioritaskan, Gerindra Minta Kepala Daerah Menyegerakan

“Ada banyak anak muda yang tidak bisa merasakan aktif organisasi, saya sendiri merasakan menemukan banyak hal setelah aktif di organisasi, katanya seperti dikutip priangantimurnews.com dari Pikiran Rakyat," kata David dalam konferensi pers Sabtu 7 Agustus 2021.

Dia juga melihat banyak masyarakat mau konsultasi masih ragu atau takut, mau telemedicine juga belum bisa, sulit menjangkau, maka dipermudah lewat DM Instagram saja.

Dalam akun Instagram @bijakobat.id, ia memberikan edukasi seputar obat, konseling seputar penyakit, termasuk Covid-19.

Baca Juga: Zodiak Hari Ini : Seputar Kehidupan Karir Aries, Sagitarius dan Cancer, Tempuh Masa Sulit Raih Kesuksesan

Hingga kini terkerah 30 orang di balik akun tersebut, terdiri dari apoteker dan non-apoteker.

Hal menarik pun ia ungkapkan selama menjadi apoteker, sehingga menilai layanan ini akan sangat dibutuhkan.

“Saya menemukan ada pasien yang tidak meminum obat , dan dia tidak mengungkapkan ke nakes lain, ketika bisa bercerita kekhawatiran dan kesulitan dia yang tidak diungkapkan, hanya ke saya, luar biasa sekali.


Peran farmasis atau apoteker kata David sangat penting di tengah pandemi Covid-19 Indonesia, terutama dalam vaksinasi.

Baca Juga: Razia di Kamar Narapidana, Petugas Lapas Garut Temukan Potongan Kuku, Sendok Besi dan Korek Api

Apoteker harus mengurus secepat dan setepat mungkin perizinan vaksin agar dapat segera diberikan ke masyarakat.

Di sisi regulasi pun, apoteker menyusun aturan-aturan pengujian vaksin, pendistribusian, pengawalan harus sesuai CDOB, CPOB, dan standar lainnya.

“Apoteker yang tersebar di berbagai lini, jadi sama risikonya dengan dokter atau perawat menghadapi pandemi ini. Belum lagi di apotek bisa terpapar langsung pasien covid,” ujarnya.

Apoteker juga berperan penting dalam meracik obat terapi Covid-19, dan menghadapi situasi keos akibat permintaan yang tinggi, sampai ulah para penimbun.

Baca Juga: Innalillahi, Ibunda dokter Zaidul Akbar Wafat, 'Selamat Jalan Guru Ngajiku'

Tak jarang, apotek juga mengalami kekosongan obat, dan yang paling parah sampai harus ditutup, karena karyawan absen dan kebangkrutan.

”Tapi di lapangan kadang dianggap belum setara dokter dan perawat. Karena itu saya buat BijakObat juga untuk ‘menampar’ para farmasis agar lebih berinteraksi dengan masyarakat,” kata David. (Tommy Andryandy/Pikiran Rakyat)***

 

Editor: Muh Romli

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler