CUACA BURUK, Perahu Rusak, Dua Nelayan Dilarikan Ke Puskesmas

4 Juli 2022, 17:44 WIB
Beberapa warga nelayan di Bojongsalawe sedang mengevakuasi perahu yang sudah hancur terbelah dua. /Dok. RN Bojongsalawe/

PRIANGANTIMURNEWS- Cuaca buruk masih berlangsung di wilayah perairan laut selatan Pangandaran.

Bahkan gelombang dan angin kencang pun membuat perahu milik nelayan hancur.

Seperti yang terjadi di perairan Bojongsalawe Parigi Kabupaten Pangandaran, sebuah perahu nelayan rusak menjadi dua bagian setelah menabrak dermaga pelabuhan saat hendak pergi melaut.

Akibat kecelakaan tersebut dua nelayan dilarikan ke Puskesmas dan mengalami kerugian hingga puluhan juta rupiah.

Baca Juga: Timnas  U 19 Indonesia Laga Kedua Piala AFF U-19 2022 Melawan Brunei Darussalam, Simak Jadwalnya

Ketua Rukun Nelayan (RN) Bojongsalawe Desa Karangjadri Kecamatan Parigi Kab Pangandaran Sugito membenarkan peristiwa kecelakaan laut yang menimpa dua nelayan tersebut.

"Kejadiannya pada hari Jumat siang pekan kemarin, saat nelayan hendak pergi melaut," ungkap Sugito saat diwawancarai, Minggu, 3 Juli 2022.

Ia menjelaskan, sudah biasa ketika musim angin timur, gelombang di perairan Bojongsalawe sangat kencang.

Lanjut Sugito, pada saat itu ada dua nelayan di muara Bojongsalawe hendak pergi melaut dengan kondisi air laut sedang surut.

Baca Juga: Inilah Hukum Qurban Untuk Orang yang Sudah Meninggal Menurut Buya Yahya

"Tiba-tiba perahu terseret arus gelombang hingga membentur tiang pancang dermaga pelabuhan yang jaraknya tidak jauh dari pintu muara, yang akhirnya perahu hancur terbelah dua dan semua peralatan termasuk mesin jatuh ke dasar laut, sementara dua korban dilarikan ke puskesmas karena mengalami luka-luka," kata Sugito.

Ia mengatakan, Sudah ada belasan perahu yang hancur dan bahkan ada yang tenggelam di daerah pelabuhan yang jaraknya tidak sampai 50 meter antara dermaga dengan pintu muara Bojongsalawe.

Bangkai perahu milik nelayan Bojongsalawe Parigi Pangandaran yang sudah terbelah dua.

Perlu Revitalisasi Muara

Menurut Sugito, sebenarnya kalau muara sudah di revitalisasi sesuai gambar desain yang sudah disosialisasikan oleh pihak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy ke masyarakat nelayan di Bojongsalawe dua tahun lalu, kecelakaan bisa diminimalisir.

"Saya juga gak berani pergi melaut kalau muara Bojongsalawe belum di revitalisasi, apalagi sedang musim angin timur maupun angin barat," ujarnya.

Baca Juga: Profil dan Biodata Fadia Silva Ramadhanti, Pasangan Ganda Putri Apriyani Rahayu di Malaysia Open 2022

Berdasarkan informasi dari BMKG mencakup wilayah perairan (samudera) bagian barat Sumatera dan selatan Jawa hingga Nusa Tenggara Barat (ambang batas peringatan dini gelombang tinggi jika terjadi gelombang dengan ketinggian di atas 2,5 m).

Peringatan dini gelombang tinggi merupakan informasi prakiraan gelombang untuk 2 hari ke depan yang akan diinformasikan jika terjadi gelombang tinggi lebih dari 1.25 meter dan bertahan selama 12 jam ke depan di sekitar perairan Indonesia dan berlaku maksimal 2 hari sejak dikeluarkan dan diperbaharui setiap ada perubahan dan sebelum masa berlakunya habis.***

Editor: Agus Kusnadi

Tags

Terkini

Terpopuler