PRIANGANTIMURNEWS- Jamur kotoran sapi (jamur tahi sapi) atau disebut juga Magic Mushroom adalah sejenis jamur yang berkembang biak di kotoran sapi atau kerbau. Jamur tahi sapi ini secara harfiah berarti “blad head” atau kepala botak karena bentuknya seperti kepala manusia.
Pada awalnya jamur ini digunakan oleh suku Aztec di Amerika sebagai persembahan dalam upacara religi. Suku Aztec menyebutnya “Flesh of gods” atau dagingnya para dewa.
Jamur ini mengandung zat kimia alami bernama Psilosibin, kandungan zat Psilosibin sering di cari orang karena bisa menyebabkan sensasi ketergantungan seperti, efek halusinasi tingkat tinggi bila mengkonsumsinya.
Baca Juga: Prediksi Skor Barcelona vs Elche, Pratinjau, Head to Head: La Liga 2021-22
Psilosibin menyerang sel-sel dan sistem otak seseorang yang mengkonsumsi nya, akibatnya oksigen menjadi terhambat masuk ke otak sehingga membuat otak jadi lambat.
Selain orang yang mengkonsumsi jamur ini bisa menyebabkan halusinasi tingkat tinggi, jamur tahi sapi juga bisa menganggu syaraf terlebih lagi bisa mengakibatkan kematian.
Menurut Badan Narkotika Nasional (BNN) jamur ini sudah tergolong ke dalam jenis narkotika golongan 1 yang setara dengan ganja ataupun morfin.
Baca Juga: Grup Band Noah Meremake Lagu Berjudul 'Yang Terdalam', Diperankan Oleh Iqbaal Ramadhan
Menurut ketua BNN, berdasarkan Undang-undang nomor 35 tahun 2009 dimasukan dalam golongan 1 Narkotika yang artinya seseorang yang mengkonsumsi nya bisa di pidana.
Berikut beberapa efek bila seseorang mengkonsumsi jamur tahi sapi :
- Emosi yang tidak stabil, bisa kadang bahagia, sedih berlebihan, atau marah berlebihan.
- Tidak bisa membedakan khayalan dengan dunia nyata.
- Kecemasan
- Serangan panik.
- Linglung
- Ketakutakn atau paranoit.
- Halusinasi
- Merasa hal-hal yang ada di sekitarnya lucu dan menyedihkan.
Baca Juga: Prosesi Pelarungan Abu Laura Anna di Laut Ancol Berlangsung Dengn Penuh Haru
Meskipun jamur ini memiliki efek penyembuhan, tetapi hal tersebut belum terbukti apakah efeknya bisa sembuh dalam jangka panjang atau tidak. Faktanya, lebih banyak pengguna yang merasakan efek negatif di banding positifnya. ***