Untuk mengerti sebuah risiko dan kecenderungan dan punya ketergantungan SABA. Feddy menyebutkan pasien dapat diskusi dengan karyawan kesehatan profesional, dan menentukan tahapan selanjutnya dalam pengobatan dan tindakan terhadap penyakit asma dibutuhkan.
Studi Global Burdeen Of Disease (GBD) saat tahun 2019 dapat memaparkan serta memperkirakan terdapat 262 juta rakyat yang terkena asma di seluruh bumi, dimana inhaler dikatakan oleh pasien sebagai pengendali penyakit mereka.
Di Negara kita 62+, SABA Use in Asthma (SABINA), mengatakan 37 persen pasien asma dibuat resepnya inhaler pelega jenis SABA dengan volume tiga kanister tiap tahun.
Namun, perlu digarisbawahi bahwa penggunaan inhaler pelega SABA secara berlebihan dapat berakibat buruk bagi kesehatan.
Laporan strategi Global Initiative for Asthma (GINA) tahun 2019-2022 menunjukkan bahwa penggunaan inhaler pelega SABA secara rutin walaupun hanya 1-2 minggu, justru kurang efektif dan menyebabkan banyak peradangan pada saluran napas, serta mendorong kebiasaan buruk penggunaan secara berlebihan.
Ketika pasien asma terlalu sering menggunakan atau terlalu bergantung pada inhaler pelega SABA, mereka berisiko tinggi mengalami serangan asma, dirawat di rumah sakit, dan dalam beberapa kasus dapat menyebabkan kematian.***