Menlu Indonesia akan Terbang ke Myanmar dalam Kunjungan Utusan Luar Negeri Pertama Sejak Kudeta

- 24 Februari 2021, 08:15 WIB
Retno Marsudi, Menteri Luar Negeri Indonesia.
Retno Marsudi, Menteri Luar Negeri Indonesia. /twitter/@Menlu_RI/

PRIANGANTIMURNEWS- Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi direncanakan akan terbang ke Myanmar pada Kamis, 25 Februari 2021 dalam perjalanan pertama yang diketahui ke negara Asia Tenggara oleh utusan asing sejak militer merebut kekuasaan dalam kudeta pada 1 Februari.

Surat dari Kementerian Perhubungan, yang dikonfirmasi oleh seorang pejabat Myanmar, mengatakan bahwa dia akan tiba di pagi hari dan terbang kembali beberapa jam kemudian.

Tengku Faizasyah, juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, mengatakan bahwa menteri tersebut saat ini sedang berada di Thailand dan mungkin akan melakukan perjalanan ke negara lain di kawasan itu, tetapi tidak dapat memastikan yang mana.

Baca Juga: Liverpool dan Man United akan Memperebutkan Nikola Milenkovic saat Perburuan Transfer

Retno telah menggalang dukungan di Asia Tenggara untuk pertemuan khusus tentang Myanmar dan sumber-sumber mengatakan Jakarta telah mengusulkan wilayah tersebut mengirimkan pengawas untuk memastikan para jenderal mengadakan pemilihan yang "adil dan inklusif".

Dewan militer yang berkuasa di Myanmar, yang telah menggulingkan dan menangkap pemimpin Aung San Suu Kyi dan sebagian besar pemerintahannya, mengatakan akan mengadakan pemilihan baru dan menyerahkan kekuasaan kepada pemenang, tetapi belum menetapkan jadwal pemungutan suara.

Sebuah laporan Reuters pada hari Senin yang merinci proposal pemantauan pemilu memicu kemarahan dari pengunjuk rasa di Myanmar, beberapa di antaranya berunjuk rasa di luar kedutaan Indonesia di Yangon pada hari Selasa.

Baca Juga: Melihat Potensi Motor Listrik di Indonesia

Massa anti-kudeta militer memprotes Indonesia, yang dilaporkan mengajukan rencana pengiriman pengawas dari ASEAN untuk memantau pemilu baru yang dijanjikan junta militer.

Demonstran sejauh ini menolak pemilu baru dan tetap menuntut pemerintah terpilih dalam pemilu 8 November 2020, yakni pemerintahan Aung San Suu Kyi yang dikudeta, dipulihkan.

Halaman:

Editor: Agus Kusnadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x