Krisis Ekonomi Lebanon Memicu Protes Blokir Jalan Selama 7 Hari

- 8 Maret 2021, 19:20 WIB
Seorang demonstran berdiri di dekat api yang membara yang memblokir jalan, selama protes terhadap jatuhnya mata uang pound Lebanon dan kesulitan ekonomi yang meningkat, di Zouk, Lebanon 8 Maret 2021.
Seorang demonstran berdiri di dekat api yang membara yang memblokir jalan, selama protes terhadap jatuhnya mata uang pound Lebanon dan kesulitan ekonomi yang meningkat, di Zouk, Lebanon 8 Maret 2021. /Reuters/

Tetapi perdana menteri baru yang ditunjuk, Saad al-Hariri, berselisih dengan Presiden Michel Aoun dan tidak dapat membentuk pemerintahan baru untuk melaksanakan reformasi yang akan membuka miliaran dolar bantuan internasional.

Sejak pound Lebanon jatuh ke titik terendah baru Selasa lalu, pengunjuk rasa telah memblokir jalan setiap hari.

Pada hari Sabtu, sementara perdana menteri Hassan Diab mengancam akan mundur untuk meningkatkan tekanan pada mereka yang menghalangi pembentukan pemerintahan baru.

Baca Juga: Kuasa Hukum Habib Rizieq Shihab Mempertanyakan Penetapan Tersangka

Diab bertemu dengan Presiden Aoun, beberapa menteri sementara, kepala bank sentral dan pejabat keuangan dan keamanan pada hari Senin, kata kantor berita negara.

Patriark Maronit Bechara Boutros al-Rai mengecam para politisi dalam khotbah hari Minggu:

"Bagaimana orang tidak memberontak ketika harga satu dolar telah melampaui 10.000 pound Lebanon dalam satu hari, bagaimana mereka tidak memberontak ketika upah minimum hanya 70 Dollar?"

Baca Juga: DPC Demokrat Sumedang Tolak Hasil KLB Abal-abal

Rai telah menyerukan konferensi internasional yang disponsori PBB untuk membantu Lebanon. Namun sayangnya, hingga kini bantuan tersebut tak kunjung datang.***

Sumber: Reuters dan Al-Jazeera

Halaman:

Editor: Agus Kusnadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah