Sepuluh tahun berlalu, Jepang Berduka atas Korban Gempa dan Bencana Fukushima

- 11 Maret 2021, 20:59 WIB
Mariko Odawara menaruh bunga untuk meratapi korban gempa dan tsunami yang menewaskan ribuan orang dan memicu kecelakaan nuklir terparah sejak Chernobyl, pada 11 Maret 2011, di Iwaki, prefektur Fukushima,
Mariko Odawara menaruh bunga untuk meratapi korban gempa dan tsunami yang menewaskan ribuan orang dan memicu kecelakaan nuklir terparah sejak Chernobyl, pada 11 Maret 2011, di Iwaki, prefektur Fukushima, /Reuters/

PRIANGANTIMURNEWS- Dengan mengheningkan cipta, Jepang pada Kamis berduka atas sekitar 20.000 korban gempa besar dan tsunami yang melanda 10 tahun lalu, yang menghancurkan kota-kota dan memicu krisis nuklir di Fukushima.

Gelombang besar yang dipicu oleh gempa berkekuatan 9,0 Skala Richter menjadi salah satu yang terkuat dalam catatan sejarah yang menghantam pantai timur laut, melumpuhkan pembangkit listrik Fukushima Dai-ichi, dan memaksa lebih dari 160.000 penduduk mengungsi saat radiasi muntah ke udara.

Bencana nuklir terburuk di dunia sejak Chernobyl dan gempa bumi telah membuat para penyintas berjuang untuk mengatasi kesedihan karena kehilangan keluarga dan kota karena gelombang pasang dalam beberapa jam yang menakutkan pada sore hari tanggal 11 Maret 2011.

Baca Juga: Junta Myanmar Menghapus Pemberontak Rakhine dari Daftar Teroris

Sekitar 50 kilometer (31 mil) arah selatan dari pabrik, di pantai berpasir Iwaki, yang sejak itu menjadi pusat bagi para pekerja yang bekerja pada dekomisioning nuklir, pemilik restoran Atsushi Niizuma berdoa untuk ibunya yang dulu terbunuh oleh ombak.

"Saya ingin memberi tahu ibu saya bahwa anak-anak saya, yang semuanya dekat dengannya, baik-baik saja. Saya datang ke sini untuk berterima kasih kepadanya bahwa keluarga kami hidup dengan aman," kata Niizuma, 47 tahun.

Sebelum berangkat kerja, dia diam-diam memberi penghormatan di monumen batu di kuil tepi pantai dengan ukiran nama ibunya, Mitsuko, dan 65 orang lainnya yang tewas dalam bencana tersebut.

Baca Juga: Bus Pariwisata Masuk ke Jurang dan Menewaskan 27 Orang

Pada hari gempa bumi, Mitsuko menjaga anak-anaknya. Anak-anak bergegas masuk ke dalam mobil tetapi Mitsuko tersapu ombak saat dia kembali ke rumah untuk mengambil barang-barang miliknya. Butuh waktu sebulan untuk memulihkan tubuhnya, kata Niizuma.

Halaman:

Editor: Agus Kusnadi

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x