Sepuluh tahun berlalu, Jepang Berduka atas Korban Gempa dan Bencana Fukushima

- 11 Maret 2021, 20:59 WIB
Mariko Odawara menaruh bunga untuk meratapi korban gempa dan tsunami yang menewaskan ribuan orang dan memicu kecelakaan nuklir terparah sejak Chernobyl, pada 11 Maret 2011, di Iwaki, prefektur Fukushima,
Mariko Odawara menaruh bunga untuk meratapi korban gempa dan tsunami yang menewaskan ribuan orang dan memicu kecelakaan nuklir terparah sejak Chernobyl, pada 11 Maret 2011, di Iwaki, prefektur Fukushima, /Reuters/

Kuil Akibat telah menjadi simbol ketahanan bagi para penyintas, karena hampir tidak rusak akibat tsunami, sementara rumah-rumah di sekitarnya tersapu atau terbakar.

Sekitar dua lusin warga berkumpul dengan Niizuma untuk menghiasinya dengan burung bangau kertas, bunga, dan saputangan kuning dengan pesan harapan yang dikirim oleh siswa dari seluruh negeri.

"Itu hujan es 10 tahun lalu, dan dingin. Dinginnya selalu membawa saya kembali ke ingatan tentang apa yang terjadi pada hari itu," kata Hiroko Ishikawa, 62 tahun.

Baca Juga: Bus Pariwisata Masuk ke Jurang dan Menewaskan 27 Orang

"Tapi dengan punggung berjemur hari ini, kami merasa lebih rileks. Seolah-olah matahari memberi tahu kami bahwa 'Tidak apa-apa, mengapa kamu tidak berbicara dengan semua orang yang kembali mengunjungi kampung halaman mereka?'"

Sementara itu, Kaisar Naruhito dan Perdana Menteri Yoshihide Suga dijadwalkan akan menghormati korban tewas pada upacara peringatan hari jadi di Tokyo, sementara beberapa acara lainnya direncanakan akan dilaksanakan di timur laut Jepang, yang nerupakan kota yang terkena gempa paling parah.

Pemerintah telah menghabiskan sekitar 300 miliar dollar untuk membangun kembali wilayah tersebut, tetapi daerah di sekitar pembangkit listrik Fukushima tetap terlarang, kekhawatiran tentang tingkat radiasi tetap ada dan banyak yang pergi telah menetap di tempat lain. Penonaktifan pabrik yang lumpuh akan memakan waktu puluhan tahun dan miliaran dolar.

Baca Juga: KKP Gagalkan Penyelundupan 29.250 Benih Lobster yang Berkedok Paket Makanan

Sekitar 40.000 orang masih mengungsi akibat bencana tersebut.

Jepang kembali memperdebatkan peran tenaga nuklir dalam bauran energinya karena negara miskin sumber daya itu bertujuan untuk mencapai netralitas karbon bersih pada tahun 2050 untuk melawan pemanasan global. Tetapi survei TV publik NHK menunjukkan 85 persen publik merasa khawatir pada kecelakaan nuklir.

Halaman:

Editor: Agus Kusnadi

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah