Infeksi dan kematian kemudian meroket, mendorong rumah sakit dan petugas kesehatan hingga batasnya dan menyebabkan kekurangan oksigen.
Ini adalah gelombang virus corona kedua di negara itu setelah yang berskala lebih kecil pada Januari dan Februari.
Saat ini, banyak wilayah Indonesia secara bertahap bergerak menuju normal setelah negara berhasil mengendalikan situasi.
Seperti di negara lain, Omicron di Indonesia tidak terlalu parah tetapi lebih mudah menular, kata ahli epidemiologi Windhu Purnomo dari Universitas Airlangga, tetapi memperingatkan bahwa setiap kasus yang terdeteksi hanya mewakili puncak gunung es.
Baca Juga: Welcome Baby L Masuk 3 Besar, Ini Top 10 Program TV Sabtu, 8 Januari 2022
Banyak dari mereka yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala atau menunjukkan gejala ringan, dan tidak melapor ke pihak berwenang atau pergi ke fasilitas kesehatan.
Dr Windhu mengatakan kepada radio Elshinta yang berbasis di Jakarta: 'Ada begitu banyak kasus Omicron yang belum terdeteksi.
dengan pihak berwenang secara ketat menyaring pelancong yang kembali dari luar negeri dan meningkatkan pelacakan kontak. Kebijakan saat ini tidak mengizinkan kasus positif Omicron untuk mengisolasi diri.
Baca Juga: Welcome Baby L Masuk 3 Besar, Ini Top 10 Program TV Sabtu, 8 Januari 2022
'Kalau tidak dilakukan pembatasan, penyebarannya akan sangat cepat. Kami berharap masyarakat menunda rencana mereka jika ingin bepergian ke luar negeri,' tambah dr Nadia.