Kisah Keris Jenderal Soedirman Penolak Mortir Belanda

- 22 Mei 2022, 22:30 WIB
Potret Jenderal Soedirman (tengah).
Potret Jenderal Soedirman (tengah). /

PRIANGANTIMURNEWS- Soedirman dipercaya bisa bersembunyi dari kerajaan Belanda di tempat terang dan mampu menyembuhkan orang yang sakit.

Desing pesawat membangunkan Desa Bajulan yang senyap, suatu hari pada awal Januari 1949. Penduduk kampung di Nganjuk, Jawa Tengah, yang tengah berada di sawah, halaman, dan jalanan, itu panik masuk ke rumah atau bersembunyi di balik pepohonan.

Mereka tahu itu pesawat Belanda yang sedang mencari para gerilyawan dan bisa tiba-tiba memuntahkan bom atau peluru. Tak kecuali Jirah. Perempuan 16 tahun itu gemetar di dapur seraya membayangkan gubuknya dihujani peluru.

Baca Juga: Pers Indonesia: Historis dari Masa ke Masa, Perjuangan Tidak Mengenal Lelah

Di rumahnya ada sembilan orang laki-laki asing tamu ayah angkatnya, Pak Kedah, yang ia layani makan dan minum. Meski tak paham siapa orang-orang ini, Jirah menduga mereka yang sedang dicari tentara Belanda.

Sewaktu pesawat mendekat, dia melihat orang yang memakai beskap duduk di depan pintu dikelilingi delapan lainnya."saya mengintip dan menguping apa yang akan terjadi di dapur," kata Jirah, September 2012.

Lelaki pemakai beskap yang oleh semua orang dipanggil Kiaine atau Pak Kiai itu mengeluarkan keris dari pinggangnya. Keris itu ia taruh didepannya.

Baca Juga: Pelayanan Publik Harus Mengarah Pada SSO

Tangannya merapat dan mulutnya komat Kamit merapal doa. Ajaib, keris itu berdiri dengan ujung lancipnya menghadap ke langit-langit. Kian dekat suara pesawat, kian nyaring doa mereka.

Halaman:

Editor: Galih R

Sumber: Buku Soedirman Seorang Panglima, Seorang Martir


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x