Network
PRIANGANTIMURNEWS- Ustadz Adi Hidayat mengunjungi rumah Ridwan Kamil dengan bertujuan untuk bertakziah hilangnya Emmeril Kahn Mumtadz alias Eril.
Selain ber takziah, Ustadz Adi Hidayat atau yang biasa juga disebut UAH menyampaikan beberapa pesan dan dukungan moral kepada keluarga Gubernur Jawa Barat mengenai kepergian Eril di sungai Aare yang sampai saat ini masih dalam pencarian.
Terlihat dalam unggahan video milik kanal YouTube Kang Jendral, banyak sekali orang yang hadir dan turut serta mendoakan Almarhum Eril yang sudah dinyatakan tiada dan sudah diikhlaskan oleh keluarganya.
Baca Juga: HOTNEWS KASUS SUBANG: Benarkah Pelaku Pembunuhan Ibu dan Anak Adalah Saksi yang Terperiksa?!
Pada kesempatan tersebut UAH menceritakan awal kisah ia berkunjung ke kediaman Gubernur Jawa Barat.
Ustadz Adi Hidayat menuturkan bahawa ia masih berzikir dan berdoa sampai pada hari ke enam pencarian Eril.Tepatnya pada hari senin, ucap UAH.
Pada kesempatan itu juga UAH menceritakan mengenai mimpinya, dan ia mengaku bahwa ia belum menceritakannya pada siapapun.
Baca Juga: Entrepreneur Poppy Dharsono Jalin Persahabatan di Grup 70-an
"Saya belum cerita ke siapapun, dan baru di sini saya cerita," sambung Ustadz Adi Hidayat.
Ustadz Adi Hidayat menceritakan suatu kejadian. Bahwa ketika ia sedang berdzikir dan berdoa di waktu dhuha, ia tertidur lalu di dalam tidur nya ia bermimpi.
"Di waktu dhuha saya tertidur, lalu saya berada dengan seorang anak muda. Di suatu tempat yang indah terhampar warna hijau, lalu ada kolamnya. Anak itu lompat, dia masuk lalu saya ikut juga. Tapi dia masuk tidak keluar, lalu saya masuk. Saya merasa cukup dalam, saya pegangan. Anak itu terlihat tiba-tiba hilang dan senyum," ucap Ustadz Adi Hidayat.
Baca Juga: Tema dan Sejarah Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang Diperingati Hari ini Minggu 5 Juni 2022
Barulah UAH sadari, bahwa anak yang hadir di mimpinya itu yang sedang ia sedang doakan. Dan anak itu yang ia lihat fotonya dan sedang ramai di perbincangkan media.
Setelah kejadian tersebut Ustadz Adi Hidayat memutuskan bahwa ia harus pergi ke Bandung, ke Pakuan.
Ia berfikir barangkali ada yang diperlukan, apapun yang akan menjadi bagian dari solusi yang bisa ia sampaikan.***
