BBM NAIK LAGI! INI Riwayat Kenaikan BBM Dari Era Soekarno Bapak Bangsa Hingga Jokowi!

- 8 September 2022, 16:19 WIB
Ilustrasi Kenaikan BBM dari presiden pertama sampai sekarang Pak Jokowi
Ilustrasi Kenaikan BBM dari presiden pertama sampai sekarang Pak Jokowi /Tangkapan Layar Youtube Daftar Populer/

PRIANGANTIMURNEWS - Resmi disesuaikan alias naik jenis pertalite naik dari harga Rp.7.650 per liter menjadi Rp10.000 per liter solar pun naik dari harga Rp.5.150 Rupiah menjadi Rp.6.800 perliternya dan pertamax non subsidi naik menjadi Rp.14.500 dari sebelumnya Rp.12.500.

Dikutip priangantimurnews.com dari Youtube Daftar Populer, kenaikan ini oleh pemerintah bertujuan untuk mengurangi beban dari subsidi APBN yang makin berat akibat naiknya harga minyak dunia karena jika dipertahankan tetap murah maka resikonya pada anggaran APBN yang meningkat.

Tapi naiknya BBM akan beresiko pada inflasi karena bahan pokok juga akan naik dilematis memang tapi tidak kali ini saja Presiden Indonesia berada di posisi seperti ini.

Baca Juga: Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas Cabut Izin Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor Jika Terbukti!

Di masa orde lama saja saat Presiden pertama Soekarno memerintah telah tiga kali perubahan terjadi pada harga BBM ada tiga jenis bahan bakar yang disubsidi premium solar dan minyak tanah,

Dimulai pada tanggal 22 November 1965 harga BBM jenis premium ditetapkan seharga 0,3 rupiah solar 0,2 rupiah dan minyak tanah 0,2 rupiah dua bulan kemudian 3 Januari 1966 pemerintah menaikkan harga premium menjadi satu rupiah solar 0,2 rupiah dan minyak tanah satu rupiah perliter.

Tanggal 27 Januari 1966 pemerintah pun menurunkan premium menjadi 0,5 rupiah solar naik menjadi 0,4 dan minyak tanah menjadi 0,2 rupiah.

Baca Juga: MENGEJUTKAN! Susi Bongkar Semuanya, Putri Candrwati Sampai Menangis Tak Sanggup!

Lalu di masa Orde Baru di bawah kekuasaan Soeharto BBM paling banyak terjadi perubahan harga ini dilakukan sebanyak 21 kali awal tahun menjabat saja premium dinaikkan menjadi 4 rupiah per liter,

solar 3,5 per liter dan minyak tanah 1,8 rupiah per liter ini berarti lonjakan 10 kali lipat dari yang terakhir setelah itu perubahan harga terus dilakukan di tahun 1968 tanggal 25 April premium 16 rupiah dan solar 12,5 Rupiah.

1 Juni 1972 iu menjadi 25 perak dan solar 12,5 rupiah di tanggal 1 April 1972 2 tahun kemudian premium naik lagi menjadi 35 rupiah dan solar 14 rupiah satu tahun kemudian 1 April 1973 naik lagi premium 41 rupiah dan solar 16 rupiah.

Tahun depannya lagi di tanggal 22 April 1974 premium seharga 46 rupiah dan solar seharga 19 rupiah lanjut di 1 April 1975 premium naik menjadi 57 rupiah dan solar seharga 22 Rupiah.

Baca Juga: Real Madrid Untung Banyak! Vinicius Junior Resmi Dinaturalisasi Menjadi Warga Negara Spanyol

Naik lagi di tahun berikutnya tanggal 1 April 1976 di mana premium menjadi Rp.70 rupiah dan solar 25 rupiah lagi-lagi di 5 April 1979 menjadi Rp100 dan solar Rp.35.

Sepertinya Pak Harto senang sekali ya menaikkan harga BBM di bulan yang sama April hingga Setahun kemudian Pak Harto memberikan kejutan menaikkan BBM tepat di hari buruh internasional tanggal 1 Mei 1980 harga premium menjadi Rp150 dan solar Rp.52,5 rupiah.

Jangan terkecoh Meskipun nilainya cuma 150 perak tapi uang segitu nilainya sama dengan 4.467 kalau disamakan dengan tahun 2021 itu sudah nilai yang cukup tinggi untuk ukurannya.

Tapi meskipun begitu masa jayanya Soeharto gak ada protes yang berarti soalnya tau sendiri kan tapi di kenaikan tahun 1980 inilah warga mulai menyoroti.

Baca Juga: Wakil Presiden Maruf Amin Memberikan Respon Kasus Santri Gontor Yang Meninggal!

Tapi tentu saja bukan warga biasa tak Berhentilah kita-kita ini yang punya nyali itu adalah para Jenderal dan tokoh-tokoh besar diantaranya adalah Haris Nasution Ali Sadikin Hugeng Imam Santoso dan mantan ketua PDRI Sjafruddin Prawiranegara usaha kritis mereka dalam melahirkan petisi 50 tapi ga ngefek BBM terus naik.

Bahkan makin tinggi dua tahun kemudian tanggal 4 Januari premium menjadi Rp.240 dan solar Rp.85 yang naik lagi di tanggal 7 Januari 1983 premium menjadi Rp.320 dan solar Rp.145.

Tanggal 12 Januari 1984 naik lagi premium menjadi Rp.350 dan solar Rp.220 1 April 1985 naik lagi premium Rp.385 dan solar Rp.242 10 Juli 1986 premium masih sama dan solar turun sedikit menjadi Rp.200.

Lalu di tanggal 24 Mei 1990 premium melonjak ke angka Rp.450 dan solar naik kembali menjadi Rp.245, 1 Juni 1991 premium menjadi Rp.550 dan solar Rp.300.

Baca Juga: KABAR BURUK! Persib Bandung Coret Pemain Andalannya Saat Melawan Arema FC, Pemain Ini Siap Gantikannya!

8 Januari 1993 premium naik drastis menjadi Rp.700 dan solar Rp.380.

Hasilnya tanggal 5 Mei 1998 di puncak krisis ekonomi Indonesia premium naik menyentuh harga Rp.1.200 dan solar Rp600 inilah yang memicu protes sosial saat itu penolakan terjadi dimana-mana masa berhamburan tak terbendung membuat Pak Harto dengan cepat mengambil keputusan menurunkan sedikit harga BBM,

Tanggal 16 Mei 1998 premium turun menjadi Rp.1.000 dan solar Rp.550 rupiah tapi terlanjur basah Masa sudah tidak terkendali dan kerusuhan semakin luas hingga akhirnya Soeharto Lengser sepekan kemudian tanggal 21 Mei 1998 oleh tuntutan rakyat yang reformasi menaikkan BJ Habibie sebagai presiden ke-3,

Sekaligus yang tersingkat karena di jungkal di sidang istimewa Oktober 1999 imbas lepasnya timor-timur Habibie tak sempat meski juga tidak berani menaikkan harga BBM.

Baca Juga: TERKUAK! Bharada E Akhirnya Sampaikan Motif Asli Ferdy Sambo ke LPSK!

Akhirnya Abdurrahman Wahid alias Gus Dur menggantikan beliau 2 tahun dimasa kepemimpinannya tercatat telah enam kali perubahan harga BBM Oktober 2000 naik menjadi Rp.1.150 dan solar menjadi Rp.600 1 April 2001 solar naik menjadi Rp.990.

Sebulan kemudian tepat di hari buruh internasional solar kembali naik menjadi Rp.1.150 awal Juni naik lagi menjadi Rp.1285 tidak berselang lama 16 Juni 2001 giliran premium naik menjadi Rp.1.450 dan solar turun menjadi Rp.900.

Awal Juli solar kembali naik menjadi Rp.1.250 dan minyak tanah menjadi Rp.350 per liter.

Nah setelah dilengserkan MPR Gus Dur pun digantikan wakilnya Megawati Soekarnoputri pada 23 Juli 2001 Tak Butuh waktu lama seminggu menjabat menaikkan langsung BBM menjadi Rp.1.450 untuk premium dan solar Rp.1.190.

Baca Juga: Timnas Futsal Indonesia Bungkam Korea Selatan, Persiraja Kalah WO Karena Ini! Laga PSS Sleman vs Persis Solo!

Sebulan kemudian solar turun menjadi Rp.955 rupiah tapi dinaikkan lagi sebulan kemudian menjadi Rp1.000 lalu selama dua bulan berturut-turut sampai ke angka Rp.900 rupiah hingga dinaikkan lagi pada tanggal 17 Januari 2002.

Premium menjadi Rp.1550 dan solar Rp.1150 rupiah 1 April 2012 premium naik menjadi Rp.1600 dan solar Rp.1250 rupiah sebulan kemudian premium naik jadi Rp.1750 rupiah dan solar Rp.1.400.

Kemudian solar turun menjadi Rp.1,350 rupiah turun lagi Di bulan Agustus menjadi Rp.1.325 rupiah dan premium menjadi Rp.1.735 rupiah dibulan September saat premium turun menjadi Rp.1690 solar malah naik jadi Rp.1360.

Naik lagi sebulan kemudian menjadi Rp.1440 rupiah mengikuti premium menjadi Rp.1750 rupiah sebulan kemudian solar naik menjadi Rp.1550 rupiah dua Januari 2003 jadi lagi kenaikan premium Rp.1,810 dan solar Rp.1,890.

Baca Juga: Jelang FIFA Match Day 2022 Kontra Curacao, Shin Taeyong Mendadak Segera Coret 5 Pemain Andalanya!

Sembilan hari kemudian solar turun jadi Rp.1.650 rupiah 15 kali penyesuaian harga Megawati sepertinya lupa dengan kebijakan yaitu karena di era Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY beliau sempat mengkritik kenaikan harga BBM dan BLT.

Bahkan bersama putrinya Puan Maharani cucunya Soekarno itu ia mengerahkan kader PDIP untuk melakukan aksi penolakan kenaikan BBM Ia di era SBY BBM mengalami kenaikan tercatat empat kali harga premium dinaikkan dan diturunkan.

Sebanyak tiga kali sementara untuk solar SBY empat kali menaikkannya dan menurunkannya sebanyak dua kali yang terakhir pada tanggal 22 Juni 2013 premium menjadi Rp.6500 dan solar.

Kini di era Jokowi BBM naik lagi yang sebenarnya telah dilakukannya sejak awal kepemimpinannya di tahun 2014 dan beliau menjadi presiden pertama setelah reformasi yang menghubungkan perubahan harga BBM,

Baca Juga: Bocoran Strategi Baru Luis Milla Bendung Arema FC, Kembaran Xavi Hadapi Persib, 2000 Bobotoh Away ke Malang?

Dan Presiden pertama yang menghapus subsidi untuk BBM jenis premium pada tahun 2015 serta menetapkan pertalite sebagai BBM bersubsidi pada tahun 2018.

Tercatat 10 kali melakukan perubahan harga hingga akhirnya 3 September 2022 pertalite dinaikkan menjadi Rp10.000 dan solar menjadi Rp.6800 jika BBM naik menjadi pemicu kemuakan yang memendam bertahun-tahun kepada Soeharto.***

Berita terkait BBM bisa KLIK DISINI

Editor: Galih Cipta Nugraha

Sumber: Youtube Daftar Populer


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah