Inilah Penyebab Kenapa G30S/PKI Gagal Menurut Brigjen Supardjo dalam Penelitian John Roosa

- 30 September 2022, 15:06 WIB
foto ilustrasi Dokumen Supardjo /tangkapan layar dari youtube Sejarah Seru (by Seru belajar ID)
foto ilustrasi Dokumen Supardjo /tangkapan layar dari youtube Sejarah Seru (by Seru belajar ID) /

PRIANGANTIMURNEWS- John Roosa adalah seorang penulis buku dengan judul Dalih Pembunuhan Massal: Gerakan 30 September atau G30S dan Kudeta Soeharto.

John Roosa meyakini bahwa ada hal baru yang bisa diwacanakan mengenai G30S melalui dokumen yang ditulis Supardjo.

Karena rasa ingin tahunya yang tinggi, John Roosa mendatangi penyimpanan arsip militer di Dinas dokumentasi Museum Satria, Mandala Jakarta.

Baca Juga: Kapan Spy X Family Season 2 Tayang? Ternyata di Weekend Ini

Di Museum John Roosa meneliti pernyataan Brigjen Supardjo di Mahkamah Militer Luar biasa atau mahmilub pada 1967.

Berikut bukti-bukti yang diajukan mahkamah kepadanya.

Pada ujung lembaran terakhir, di bagian yang ditandai sebagai barang-barang bukti. John Roosa menemukan analisis Supardjo tentang kegagalan G30S.

Baca Juga: Operasi Zebra 2022, Polri Bakal Tindak 14 Pelanggaran Lalu Lintas

Dokumen itu berisi analisis Supardjo pasca peristiwa G30S yang dia tulis dengan jujur.

Supardjo menulis dokumen itu sekitar 1966 saat dia masih dalam persembunyian, dia pun akhirnya ditangkap pada 12 Januari 1967.

Namun, sayangnya dokumen tersebut terabaikan bertahun-tahun, padahal jenderal A.H Nasution memuat kutipan dari dokumen Supardjo dalam otobiografinya.

Walaupun begitu, Nasution tidak berkomentar apapun mengenai dokumen Supardjo.

Baca Juga: Pecah Tangis Inul Daratista Mengetahui Lesti Jadi Korban KDRT Rizky Billar

Pengabaian dokumen tersebut sangat disayangkan oleh John Roosa karena dokumen itu adalah sumber utama informasi terbanyak mengenai G30S yang ditulis orang terdekat para pelaku inti selama Gerakan berlangsung.

Menurut John Roosa dimaksudkan untuk ditunjukkan kepada orang-orang yang berhubungan dengan G30S supaya belajar dari kesalahan yang telah mereka lakukan.

Sebagai dokumen internal, dokumen itu lebih bisa diandalkan daripada kesaksian-kesaksian para pelaku yang diberikan di depan interogator dan mahkamah militer.

Keaslian dokumen Supardjo sendiri dikonfirmasi oleh wakil komandan G30S sekaligus seorang Letkol Angkatan Udara, Heru Atmodjo.

Baca Juga: Pemerintah Kota Tasikmalaya Kembali Meriahkan Hari Jadi dan HUT ke 22

Heru bahkan pernah diberi salinannya oleh Supardjo yang berjudul Beberapa pendapat yang mempengaruhi gejala G30S dipandang dari sudut militer.

Dokumen itu memuat analisis postmortem Supardjo mengenai kegagalan G30S.

Menurut Supardjo, sebagian besar penyebab kehancuran G30S adalah karena ketidakmampuan para simpatisannya sendiri.

G30S tidak memiliki rencana matang selain penculikan tujuh jenderal.

Baca Juga: Mengerikan! di Balik 30 September 1965, Nyanyian Maut Syam Kamaruzaman Sapu Bersih PKI

Gerakan itu tidak memanfaatkan fasilitas radio secara maksimal dan tidak mampu membuat keputusan penting pada saat krusial bahkan G30S tidak memberi pasukannya.

Supardjo melihat G30S sebagai contoh memprihatinkan suatu Gerakan jika orang sipil diberi kepercayaan merancang aksi militer.

Syam merupakan orang sipil menempatkan diri sebagai pimpinan G30S dan menggertak Biro Khusus PKI supaya memberi laporan yang sesuai dengan agendanya sendiri.

Syam juga mengabaikan kritik dari perwira militer yang bekerja sama dengannya, serta mencampur adukan paradigma aksi militer yang bersifat rahasia dengan mobilisasi rakyat sipil yang bersifat terbuka.

Baca Juga: Bikin Heboh!! Sosok Devina Kirana Dituding Sebagai Selingkuhan Rizky Billar, Hingga Memicu KDRT

Dalam dokumen Supardjo, Supardjo sendiri secara gamblang mengatakan Syam adalah orang yang paling bertanggung jawab dalam memulai dan merancang G30S.

Meski begitu, Syam bukanlah aktor sesungguhnya karena Syam dicurigai masih memiliki atasan dalam G30S yang tidak diketahui oleh Supardjo.

Dalam dokumen itu, Supardjo tidak menyenggol korpsnya sendiri, yaitu militer Indonesia.

Dia justru menulis sebagai pengikut setia PKI yang berniat mendidik kawan-kawan pimpinannya.

Baca Juga: Link Streaming Nonton Series Antares Season 2 Episode 1,2,dan 3, GRATIS DI SINI

Meski begitu Supardjo sempat menyesal karena telah menaruh kepercayaan mendalam kepada Syam dan setelah menyadari rencana G30S yang tidak logis.

Supardjo tidak menyesali kesetiaannya itu, bahkan menyalahkan kawan sesame perwiranya.

Karena tidak melaksanakan tugas revolusioner, hal itu tercatat dalam dokumennya sendiri.

Supardjo sangat menghargai profesinya sebagai anggota militer dengan sungguh-sungguh.

Baca Juga: SADIS!! Polisi Ungkap Semuanya, Beginilah KDRT yang Dilakukan Rizky Billar kepada Sang Istri Lesti Kejora

Meski dia fasih dalam strategi militer, Supardjo yakin bahwa militer seharusnya mengabdi kepada politik revolusioner daripada politik elitis pro-barat yang diajukan Nasution.

Dokumen itu juga menjadi kritik intern partai oleh seorang loyalis partai yang dikecewakan oleh langkah-langkah yang diambil para pimpinan partai.***

Editor: Galih R

Sumber: YouTube Sejarah Seru


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x