“Kami sangat berharap kepada pihak terkait terutama pemerintah baik provinsi maupun Aceh Jaya untuk serius menangani konflik Gajah-Manusia sebelum ada korban jiwa,” tambahnya
Akibat adanya Gajah yang masuk gubuk padi milik petani, warga harus terjaga ektra terutama saat malam tiba. Agar gajar tersebut tidak masuk pemukiman kembali.
“Sejumlah warga kami baik pemuda dan masyarakat lainnya harus jaga malam karena gajah tersebut tidak jauh keluar dari pemukiman,” katanya.
Baca Juga: Sedang Mendapat Kesulitan dan Masalah? Jangan Panik, Ini Cara Menyikapinya!
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh sebelumnya telah melakukan penelusuran terhadap kawanan kelompok gajah liar tersebut yang berada di hutan Provinsi Aceh.
Pihaknya memasangkan kalung GPS atau GPS collar yang berfungsi sebagai pemantau pergerakan dalam upaya melakukan peminimalisiran konflik Gajah-Manusia
Menurut Agus Arianto, Kepala BKSDA Aceh pada hari Kamis, 23 Februari menyampaikan setidaknya ada tujuh kelompok gajah liar teramati.
“Sekarang di Aceh ada sekitar tujuh kelompok gajah liar, setiap kelompok ada satu ekor yang dipasang GPS collar untuk memantau pergerakannya,” ujarnya.
Baca Juga: Hal-hal yang Terjadi pada Tubuh Saat Kita Menyukai Seseorang, Sebuah Proses yang Mengagumkan!
Beberapa bulan lalu konflik Gajah-Manusia juga memanas di Kecamatan Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan, Riau yang berujung pada pernyataan petani untuk membunuh Gajah.