Prabowo Tegaskan: Pengalaman Indonesia dalam Agresi Perang Lebih Berdarah dari Ukraina!

- 8 Juni 2023, 19:51 WIB
Prabowo Subianto dalam rapat IISS di Singapura pada Sabtu, 3 Juni 2023. Menegaskan bahwa pengalaman agresi militer dan invasi Indonesia dan Asia jauh lebih mengerikan daripada Ukraina dimasa lalu.
Prabowo Subianto dalam rapat IISS di Singapura pada Sabtu, 3 Juni 2023. Menegaskan bahwa pengalaman agresi militer dan invasi Indonesia dan Asia jauh lebih mengerikan daripada Ukraina dimasa lalu. /Youtube IISS/

PRIANGANTIMURNEWS - Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto mengajukan Proposal Resolusi Konflik Rusia-Ukraina pada Sabtu, 3 Juni 2023.

 

Proposal tersebut disampaikan Prabowo dalam acara International Institute for Strategic Studies (IISS) Shangri-La Dialogue 20th Asia Security Summit di Singapura.

Dalam kesempatannya tersebut, Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo menjelaskan usulan dan masukan tentang upaya perdamaian Rusia-Ukraina melalui Proposal Resolusi Konflik yang diusulkan.

Baca Juga: Mabes Polri Akan Adakan Lomba Konten Kreatif untuk Umum

Pasca menyampaikan gagasannya tersebut, beberapa tamu undangan menyampaikan pendapat dan pertanyaan yang sedikit mengkritik gagasan Menhan Prabowo.

"Apakah posisi non-blok pada tahun 2023 justru mendorong aggressor (Rusia)? Bagaimana ini bisa memberikan perdamaian yang berkelanjutan dan berkeadilan," tanya Rym Momtaz.

 

"Serta sesungguhnya dengan semua yang kita dengar sejak pagi ini tentang pentingnya menegakan aturan dan tata tertib di Indo-Pasifik dan bagaimana mungkin tidak benar?" lanjutnya.

"Rusia lepas tangan dalam kasus pemerkosaan pada wanita Ukraina, pembunuhan warga sipil dan juga pencelakaan anak-anak Ukraina dari wilayah yang dipakai," tegas Yevgeniya Gaber.

Baca Juga: Takjub! Presiden Jokowi Berikan Bonus 289 Miliar Untuk Atlet Timnas Indonesia dan Pelatih

"Saya ingin bertanya kepada anda, Menteri Prabowo. Mengapa anda tidak alamatkan kepada agresi Rusia?" tanya Johan Wadephul, salah satu tamu undangan

"Dimana ini adalah satu-satunya alasan untuk konflik ini, dan bahwa jika Ukraina berhenti untuk membela diri, kedaulatan Ukraina akan hilang," kritiknya.

"Tetapi jika Rusia menghentikan perang, konflik akan berhenti. Kami akan mengikuti proposal anda untuk henjatan senjata," lanjutnya

Baca Juga: Wow! Kaka Virgoun Sentil Inara Rusli! Netizen Sebut Keluarga Toxic

"Bukankah ini hanya akan memperkuat pembekuan konflik batu di Eropa?" tanyanya

Mendengar tiga pernyataan dan pertanyaan yang sedikit menyudutkan gagasan proposal resolusi konflik Rusia-Ukraina.

Prabowo menegaskan bahwa Indonesia menentang invasi Rusia. Namun dalam, perihal resolusi damai dirinya tidak melihat siapa yang benar dan salah.

 

"Beberapa Pertanyaan kurang lebih seolah menyamakan terkait invasi dan yang diinvasi. Kurasa ini reaksi emosional, tapi yang di tempatkan ke depan adalah resolusi konflik," ungkap Prabowo

Baca Juga: Kabupaten Tasikmalaya Raih Peringkat Ke-3 pada Gelaran Musabaqah Qira'atil Kutub Tingkat Provinsi Jawa Barat

"Aku tidak mengatakan sisi mana yang benar dan salah, karena posisi Indonesia sangat jelas. Kami di PBB memvoting untuk menentang invasi Rusia," tegas Prabowo.

"Kami memvote, kalian boleh cek rekaman votingnya. Kami tidak berbicara tentang mana yang salah, mana yang benar," lanjutnya.

 

Dirinya kembali mempertegas bahwa proposal yang diajukan adalah usulan, yang secara histori pernah berhasil diterapkan.

Dirinya juga menegaskan pada negara-negara Eropa agar tidak hanya memandang konflik sebelah mata saja.

Baca Juga: Lapas dan Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Sinergi Jalin MOU Tangani TB

Sebab, konflik tidak hanya di Ukraina. Asia memiliki banyak sejarah konflik agresi.

"Aku hanya usulkan, kita bisa memasukkan sebuah resolusi konflik dan secara historis ini sudah pernah dilakukan!" tegas Prabowo

Dengan tegas Prabowo menekankan bahwa Indonesia sudah mengalami agresi militer dan invasi peperangan yang jauh lebih mengerikan dan panjang dari Ukraina.

 

"Tolong, rekan-rekan di Eropa! Tolonglah. Jangan hanya memikirkan jangka waktu 5 atau 10 tahun saja, pikirkan 50 tahun!" ungkapnya.

Baca Juga: Lapas dan Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Sinergi Jalin MOU Tangani TB

"Kami di Asia punya pengalaman dalam konflik peperangan! Bahkan lebih, lebih parah! Lebih mengerikan dengan apa yang terjadi di Ukraina," lanjutnya.

"Tanyakan pada sahabat kita di Vietnam, Tanyakan pada sahabat kita di Kamboja. Tanyakan mereka! Berapa kali mereka diinvasi," tambahnya.

Baca Juga: Komplotan Produsen Oli Palsu Beromset Rp20 Miliar Dibongkar Bareskrim Polri

"Tanyakan pada Indonesia, berapa kali kami diinvasi! Kami tahu peperangan, kita ingin memecahkan, kita ingin membantu!" tegasnya dengan lugas.

Dirinya juga menyinggung perkara usulan zona demiliterisasi dan peran dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

 

"Tepi sekali lagi, ya terserah kepada khalayak umum. Untuk apa sih PBB itu? Jika tidak menghasilkan resolusi konflik, kenapa ada usulan zona demiliterisasi?" tanya Prabowo.

"Jadi mereka pikir, seolah ini tidak rasional. Kita punya zona demiliterisasi di Korea. Kita punya zona demiliterisasi antara Vietnam utara dan selatan," tambahnya.

Baca Juga: Luksemburg vs Malta di Pertandingan Persahabatan: Pratinjau, Jadwal, H2H, Prediksi Skor

"Kita punya zona demiliterisasi di Sinai. Kita kini jadi pasukan PBB yang ditempatkan di banyak negara!"tegasnya.

Dirinya bahkan menyinggung Eropa untuk membuka mata terhadap konflik di Timur Tengah, Afrika dan Kongo.

 

"Ada banyak konflik bukan cuman di Eropa! Ada banyak pelanggaran kedaulatan bukan cuma di Eropa!" sindir Prabowo.

Baca Juga: Inilah 3 Calon Pengganti Karim Benzema di Real Madrid

"Tanya pada saudara-saudara kita di 'Timur Tengah'! Tanya ada Afrika! Tanya saudara-saudara kita di Kongo! Berapa banyak negara yang invasi mereka?" tanyanya.

"Jadi yang diusulkan ini adalah bagaimana caranya kita menyelesaikan konflik ini. Dengan menghormati PBB, hanya itu. Saya tak membandingkan yang mengagresi dan yang diagresi," paparnya.

 

"Tolonglah mengerti, kami ini di bagian Dunia yang sudah pernah jadi korban agresi berkali-kali! Jadi itu jawabanku," akhiri Prabowo.

Dalam diskusi tersebut, tensi sedikit menaik ketika Prabowo menegaskan bahwa Indonesia memiliki pengalaman jauh lebih mengerikan dari Ukraina.

Namun, pertemuan tersebut berakhir dengan damai dan tidak menyulut api perpecahan.***

Editor: Galih Cipta Nugraha

Sumber: YouTube ISS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x