Getaran Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru Meningkat, Masyarakat Diberi Peringatan Tertinggi

- 26 Desember 2023, 09:00 WIB
Gunung Semeru yang terpantau dari Pos Pengamatan Gunung Semeru di Gunung Sawur, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur/ANTARA/HO-PVMBG/aa
Gunung Semeru yang terpantau dari Pos Pengamatan Gunung Semeru di Gunung Sawur, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur/ANTARA/HO-PVMBG/aa /

PRIANGANTIMURNEWS - Senin, 25 Desember 2023, Gunung Semeru, yang menjadi landmark di Pulau Jawa dengan ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl), mengalami getaran banjir lahar dingin selama 5.400 detik atau 1,5 jam.

Kejadian tersebut dipicu oleh adanya hujan deras yang melanda kawasan puncak gunung tersebut di Lumajang, Jawa Timur.

Petugas Pos PGA (Pengamatan Gunung Api) Semeru di Gunung Sawur, Lumajang, Ghufron Alwi, melaporkan terkait pengamatan kegempaan aktivitas Gunung Semeru pada periode tersebut menunjukkan adanya satu kali gempa getaran banjir dengan amplitudo mencapai 15 mm.

Baca Juga: Gunung Semeru Diterjang Banjir Lahar Dingin, Getaran Banjir Terekam Empat Kali selama 5-6 jam

Selain itu, tercatat pula 15 kali gempa erupsi, satu kali gempa guguran, 2 kali gempa hembusan, dan 2 kali gempa tektonik jauh.

Wawan Hadi Siswoyo, Kepala Bidang Pencegahan Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Lumajang, mengingatkan warga dan para penambang pasir agar meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi lahar dingin Gunung Semeru.

Sosialisasi dan imbauan terus dilakukan agar warga waspada saat hujan melanda puncak Semeru, dan para penambang diimbau untuk menjauhi daerah aliran sungai (DAS) sepanjang Semeru.

Baca Juga: Gunung Semeru Meletus, Erupsi 24 kali sejak 1 Januari BPBD: Jauhi 500 Meter Pinggir Sungai

Semeru meskipun status Gunung Semeru masih pada level III atau siaga, masyarakat dilarang keras melakukan aktivitas di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 km dari puncak.

Di luar jarak tersebut, warga tidak diperbolehkan beraktivitas dalam radius 500 meter dari tepi sungai, sebab berpotensi  terjadi perluasan awan panas serta aliran lahar sampai jarak 17 km dari puncak.

Wawan Hadi Siswoyo juga menekankan agar warga tetap waspada terhadap awan panas guguran (APG), guguran lava, serta lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang bermuara di puncak Gunung Api Semeru.

Baca Juga: Gunung Semeru Meletus, Erupsi 24 kali sejak 1 Januari BPBD: Jauhi 500 Meter Pinggir Sungai

Khususnya, sungai-sungai seperti Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, Besuk Sat, serta lahar yang ada di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

Dengan meningkatnya aktivitas Gunung Semeru, pihak berwenang dan relawan terus memberikan peringatan dan petunjuk keamanan kepada masyarakat untuk menjaga keselamatan dan mengurangi risiko terhadap potensi bencana alam yang dapat terjadi.

Sosialisasi dan imbauan terus dilakukan agar warga waspada saat hujan melanda puncak Semeru, dan para penambang diimbau untuk menjauhi daerah aliran sungai (DAS) sepanjang Semeru.

Baca Juga: Gunung Semeru Erupsi Lagi, Tinggi Kolom Letusan Mencapai 300 Meter

Meskipun status Gunung Semeru masih pada level III atau siaga, masyarakat dilarang keras melakukan aktivitas di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 km dari puncak.

Di luar jarak tersebut, warga tidak diperbolehkan beraktivitas dalam radius 500 meter dari tepi sungai, sebab berpotensi terjadi adanya perluasan awan panas serta aliran lahar sampai jarak 17 km dari puncak.

Wawan Hadi Siswoyo juga menekankan agar warga tetap waspadai akan potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, serta lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang bermuara di puncak Gunung Api Semeru.

Baca Juga: Erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Bangkitkan Tsunami Sampai Jepang? Cek Faktanya!

Khususnya, sungai-sungai seperti Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, serta Besuk Sat, berpotensi lahar di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

Dengan meningkatnya aktivitas Gunung Semeru, pihak berwenang dan relawan terus memberikan peringatan dan petunjuk keamanan kepada masyarakat untuk menjaga keselamatan dan mengurangi risiko terhadap potensi bencana alam yang dapat terjadi.***

Editor: Sri Hastuti

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x