AKI dan AKB di Kota Tasikmalaya Masih Tinggi

15 Juni 2021, 15:26 WIB
Kabid kesmas Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya poto bersama dengan Dinkes Provinsi Jabar. /PRIATIM PRMN/AGUS KUSNADI/

PRIANGANTIMURNEWS- Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Suryaningsih menyebutkan, Angka Kematian Ibu (AKB) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Kota Tasikmalaya hingga kini masih sangat tinggi.

Terutama di Tahun 2020 disituasi pandemi Covid-19 peningkatannya 58-72 persen artinya melebihi target yang sudah ditetapkan oleh Kementerian.

"Kota Tasikmalaya sendiri memiliki target AKi diangka 17 persen. Dengan harapan sebisa mungkin tidak melebihi atau tidak tercapai target. Untuk 2021 sampai awal bulan Juni Kota Tasikmalaya AKI presis dengan target pemerintah. Ini sampai Desember jangan bertambah," ujar, Suryaningsih kepada, priangantimurnews.com di Salah satu Hotel di Jl Hzet Mustofa Selas 15 Juni 2021.

Baca Juga: Markis Kido Meninggal Akibat Serangan Jantung Saat Berlatih

Lanjutnya, untuk angka kematian neo natal atau AKB sampai bulan Juni ini sudah berada diangka 26 dari target 63 sama ini berharap tidak bertambah juga. Mudah mudahan semua teman teman Puskesmas bisa meminij.

Apalagi kita sekarang sudah memiliki meping resti ibu hamil mudah mudahan semua teman teman bisa mengolah sehingga resiko untuk pencegahan ibu hamil bisa maksimal.

"Dari data yang ada di Dinas Kesehatan total angka ibu hamil di Kota Tasikmalaya sebanyak 11.710 tersebar di 10 kecamatan dan 22 Puskesmas. Jelas dengan angka 11.710 itu petugas yang ada di Puskesmas harus mampu memping. Minimal dari angka 11 ribu itu tahu berapa yang akan dimaksimalkan dalam penanganan atau pengawasan untuk mencegah AKI dan AKB,"katanya.

Baca Juga: Tipikor Jaksa Pinangki Kena Potongan Hukuman dari 10 menjadi 4 Tahun Penjara

Untuk menyikapi AKI dan AKB harus ada peranan lintas sektor. Karena peranam Kesmas Dinas Kesehatan tidak bisa berdiri sendiri, karena jika ada ibu hamil beresiko tinggi kita memiliki kegiatan P4K, indikatornya ada nama ibu hamil, siapa yang akan membantu kelahiran dan proses kelahiran.

Ketika ibu hamil harus melahirkan di RSU akan diantar oleh kendaraan siapa, menggunakan ambulance siapa, RSU mana yang akan dituju termasuk persediaan darah harus ada 4 labu.

"Artinya grakan P4K itu untuk penanganan dan melibatkan sejumlah pihak, misal jika tidak ada ambulance pak Lurah, pak RT, harus menyiapkannya untuk mengantaran ibu hamil melahirkan dan lainnya termasuk persediaan darah," ujarnya.

Baca Juga: Ini Penyebab dan Kerugian Jika Anda Suka Pindah-Pindah Tempat Kerja

Ia juga menyebutkan, seluruh Puskesmas harus memaksimalkan tahapan perencanaan yang notabenya ada beberapa tahapan, mulai P1-P3 harus.

Mulai penanganan kasus darurat termasuk ada keterlibatan sektor lain mulai tingkat RT, Camat dalam penanganan yang tidak bisa ditangani sendiri terutama menangani ibu hamil yang beresiko.

"AKI dan AKB sudah masuk indikator IPM tentunya sudah menjadi PR Kepala Daerah, artinya wajib dan seharusnya jika pimpinan daerah konsen dalam penanganan ini terutama menyangkut pada kebutuhan mulai anggaran dan regulasi," ujarnya.***

Editor: Agus Kusnadi

Tags

Terkini

Terpopuler