Sejarah Kebataraan dan Kerajaan di Tasikmalaya

6 Desember 2023, 09:31 WIB
Ilustrasi Sejarah Kebataraan dan Kerajaan di Tasikmalaya /

PRIANGANTIMURNEWS - Sebagian dari warga Tasikmalaya yang memahami tentang sejarah jaman ke Bataraan, jaman kerajaan, sejarah nama Tasikmalaya dan lainnya mungkin sudah tidak asing.

Tetapi bagi kalian yang belum tahu mungkin masih penasaran dan menjadi bertanya tanya. Atau ada rasa penasaran ingin menggali tentang sejarah Kebataraan dan sejarah Tasikmalaya.

Untuk membuktikan rasa penasaran, keingin tahuan tentang sejarah Kebataraan dan Tasikmalaya bukan hal yang mudah. Namun dengan adanya teknologi dapat mempermudah Anda.

Baca Juga: Ponpes Cipasung Tasikmalaya Menyatakan Dukungan, Ganjar-Mahfud Pilihan KH Ubaidillah Ruhiat

Sebagian sejarah di abad 7 hingga 12, di wilayah Tasikmalaya ada sebuah kebataraan yang pusat pemerintahannya di sekitar Gunung Galunggung.

"Disebut kebataraan karena hanya dengan persetujuan bataralah raja-raja Galuh dianggap sah sebagai raja saat itu," dikutip daridari TikTok @schtvofficial Rabu 6 Desember 2023.

Batara yang memerintah pada abad tersebut adalah sang Batara Semplakwaja, Batara Kuncung Putih, Batara Kawindu, Batara Wastuhayu, dan Batari Hyang.

Baca Juga: Frustasi oleh Terowongan Bawah Tanah Hamas: Israel akan Banjiri dengan Air Laut

Pada masa Batari Hyang ke bataraan Galunggung berubah menjadi Kerajaan Galunggung yang berdiri pada tanggal 13 Badarapadha 1033 Saka atau 21 Agustus 1111 seperti yang tertulis pada prasasti Gegerhanjuang yang ditemukan di bukit Gegerhanjuang desa Linggawangi, kecamatan Leuwisari, Tasikmalaya.

Dari sang Batara inilah mengemuka ajaran yang terkenal dengan Sang Hyang Siksa Kandang Karesian atau buku yang berisi aturan untuk menjadi resi.

Ajaran dari sang Batara Hyang ini masih dijadikan ajaran resmi hingga zaman prabu Siliwangi yang bertahta di Pakuan Pajajaran yaitu pada tahun 1482 sampai 1521 Masehi.

Baca Juga: Siramkan Air Keras Saat Tawuran, Enam Pelaku di Ciledug Ditangkap

Kerajaan Galunggung bertahan hingga 6 generasi raja keturunan dari Batara Hyang hingga akhirnya periode selanjutnya diganti dengan pemerintahan di Surakarta dengan ibukotanya Dayeuh Tengah yang merupakan salah satu bawahan dari Kerajaan Pajajaran.

Penguasa pertama umbul Sukakerta adalah Srigadeng Anteg yang sezaman dengan Prabu Siliwangi namun di periode selanjutnya pengaruh Islam mulai mendesak wilayah Pajajaran oleh kerajaan Cirebon dan Demak hingga akhirnya umbul sukakerta lepas dari Kerajaan Pajajaran.

Saat wilayah Pajajaran dikuasai oleh Mataram dan berganti menjadi Priangan penguasa umbu sukakerta adalah Raden Wirawangsa. Pada masa itu Dipatikuur diperintahkan oleh Sultan Agung untuk menyerang Batavia bersama tentara tentara Mataram yang dipimpin Tumenggung Banyurekso.

Baca Juga: Gunung Marapi di Sumatera Barat Erupsi, Tiga mahasiswa PNP Meninggal Dunia

Pada peperangan ini Dipati Ukur membawa 9 umbul termasuk umbul Sukakerta. Karena gagal meraih kemenangan Dipatiukur melarikan diri ke Gunung Pingporang di kawasan utara Bandung dekat dengan bukit tunggal yang saat ini berada di wilayah Kabupaten Bandung Barat.

Akibat perbuatannya, Dipatiukur dianggap pemberontak oleh kerajaan Mataram dan memerintahkan Raden Wirawangsa untuk menangkap Dipatiukur bersama pengikutnya.

Saat terjadi pergolakan itu Ibu Kota Surakarta yang awalnya berada di Dayeuh Tengah dipindahkan ke Leuwiloa Sukaraja dan diganti menjadi Sukapura.

Wirawangsa bersama pasukannya akhirnya berhasil menangkap Dipatiukur di Gunung Lumbung. Karena keberhasilannya ini Raden Wirawangsa mendapatkan gelar Raden Tumenggung Wiradadaha dari Sultan Agung Mataram dan diangkat menjadi Bupati Sukapura yang membawahi 300 desa dan 12 Kewedanaan.

Baca Juga: Peneliti Ungkap Kekerasan Seksual dan Ancaman Pada Konsumen Perempuan di Ranah Pinjol

Pada masa pemerintahan Raden Tumenggung Suryalaga tahun 1813 sampai 1814 Ibu Kota Kabupaten Sukapura dipindahkan ke Tasikmalaya.

Pada tahun 1832 masa pemerintahan Wiradadaha VIII Ibukota dipindahkan ke Manonjaya. Alasan pemindahan ibukota ini adalah untuk memperkuat benteng-benteng pertahanan Belanda dalam menghadapi pasukan pangeran Diponegoro.

Pada tanggal 1 Oktober 1901 Ibukota Sukapura dipindahkan kembali ke Tasikmalaya. Alasan pemindahan ini cenderung berdasarkan alasan ekonomi bagi kepentingan Belanda saat itu.

Pada waktu itu daerah Galunggung yang subur menjadi penghasil kopi dan nila sebelum diekspor melalui Batavia terlebih dahulu dikumpulkan di suatu tempat yang biasanya di ibukota daerah.

Letak Manonjaya kurang memenuhi untuk dijadikan tempat pengumpulan hasil-hasil perkebunan yang ada di Galunggung saat itu.

Nama Kabupaten Sukapura pada tahun 1913 diganti namanya menjadi kabupaten Tasikmalaya dengan R. A A Wiratanuningrat sebagai bupatinya ya itu tahun 1908 sampai 1937.

Nah mungkin diantara kalian masih penasaran dengan arti nama Tasikmalaya. Tasikmalaya berasal dari kata Keusik Ngalayah.

Baca Juga: Alumni HMI dan MI Sulteng Dukung Capres Cawapres Ganjar-Mahfud

Keusik artinya pasir karena pada tahun 1822 terjadi letusan Gunung Galunggung yang sangat dahsyat sehingga seluruh Kabupaten Sukapura saat itu tertutup pasir.

Sedangkan Ngalayah artinya banyak dimaksudkan kepada banyaknya pasir yang menutupi wilayah kabupaten Sukapura saat itu.

Lalu yang kedua arti Tasikmalaya terdiri dari dua suku kata yaitu Tasik dan Malaya. Tasik artinya telaga laut atau air yang menggenang sedangkan Malaya artinya jajaran gunung-gunung.

Karena letusan Gunung Galunggung wilayah Sukapura terbentuk bukit-bukit pasir yang mencapai 3647 yang melengkung seperti tapal kuda.

Namun sayangnya kini bukit-bukit pasir tersebut mulai menghilang karena di tambang pasirnya diambil dan dijadikan perumahan serta pertokoan dan gedung gedung bertingkat di Jakarta.

Berdasarkan kutipan sejarah beberapa para pakar juga setuju nama Tasikmalaya ini dipergunakan dalam administrasi pemerintahan setelah letusan dahsyat Gunung Galunggung.

Laporan dari presiden Priangan pada tahun 1816 nama Tasikmalaya belum digunakan sebagai nama distrik bahkan wilayah Tasikmalaya saat ini masuk ke dalam Kabupaten Parakan Muncang dan kabupaten Sumedang sebagai bagian dari unggul Galunggung dan Indihyang.

Nama distrik Tasikmalaya of Cicariang baru digunakan tahun 1820 dalam administrasi pemerintah Hindia Belanda.***

Sumber : TikTok @schtvofficial Rabu 6 Desember 2023.
Sumber : foto ilustrasi saja
Keterangan : sebagian singkat sejarah Kebataraan dan Kerajaan Galuh

Edi Mulyana

Editor: Rahmawati Huda

Sumber: TikTok @schtvofficial

Tags

Terkini

Terpopuler