Network
PRIANGANTIMURNEWS– Menghitung hari kita akan menghadapi malam satu suro, bagi masyarakat Jawa istilah ini bukan suatu yang asing lagi.
Karena bagi masyarakat Jawa malam ini merupakan suatu malam yang sakral ketika memasuki tahun baru Jawa sekaligus Islam atau tanggal 1 Muharram.
Perlu di garis bawahi bahwa pergantian tahun ini terdapat perbedaan dengan pergantian tahun pada kalender Masehi.
Jika pada kalender Masehi pergantian terjadi pada pukul 12 malam, maka dalam penanggalan Jawa ini pada terjadi pada waktu selepas matahari tenggelam.
Baca Juga: Update Kasus Brigadir J: Pihak Keluarga Brigadir J dan Kuasa Hukum Minta Otopsi Ulang
Maka jika tanggal 1 Suro kali ini jatuh pada tanggal 30 Juli 2022, awal mula pergantian tahun malam satu Suro ini terjadi pada tanggal 29 Juli 2022 waktu petang.
Ketika jatuh dimana bertepatan dengan malam satu Suro, bagi beberapa masyarakat yang masih memegang pada kepercayaan ini biasanya akan menggelar suatu peringatan atau upacara adat yang diyakini dalam tradisi Jawa.
Banyak tradisi yang dilakukan di berbagai daerah untuk memperingati malam satu suro yang menjadi tahun baru Jawa sekaligus Islam ini.
Baca Juga: MK Tidak Memiliki Pilihan Selain Mendorong Penggunaan Jenis Narkotika
Jamas pusoko (pusaka), ruwatan, hingga tapa brata adalah tradisi yang biasa dilakukan. Dalam tradisi keraton, para abdi dalem keraton ini biasanya mengarak hasil dari kekayaan alam berupa gunungan tumpeng serta kirab benda-benda pusaka.
Jika kalian berkunjung pada lingkungan keraton maka kalian akan disuguhkan pemandangan semacam ini.
Misalnya di keraton Surakarta dan Yogyakarta dilakukan beragam ritual dan kirab yang digelar, tak jarang kegiatan ini diikuti oleh masyarakat sekitar hingga ramai dan semarak.
Tradisi dari malam satu Suro ini pada dasarnya menitikberatkan pada ketentraman batin serta keselamatan.
Oleh karena itu terdapat banyak mitos yang dipercayai oleh penganut yang masih memegang kepercayaan ini sehingga harus dilaksanakan.
Maka dalam perayaan ini juga selalu diselingi dengan ritual pembacaan doa dari umat yang hadir untuk merayakannya.
Tentunya dengan digelarnya ritual dan doa tersebut bertujuan untuk mendapatkan berkah serta menangkal datangnya marabahaya.
Berikut adalah mitos-mitos serta pantangan yang dipercaya masyarakat Jawa pada bulan Suro tersebut:
1. Berpindah Rumah
Bagi masyarakat Jawa berpindah rumah pada bulan ini sangat dilarang karena menurut mitos pada bulan Suro ini bukan hari yang baik untuk berpindah rumah.
Baca Juga: PSS Sleman Rilis Jersey Baru, Cuma Pasang Dua Sponsor
2. Menggelar Pernikahan
Menurut kepercayaan Jawa, pada bulan ini dilarang untuk menggelar suatu pernikahan. Karena pada adat Jawa mengenal hari baik dan buruk sehingga orang tua biasanya melarang pergelaran pernikahan pada bulan ini, mereka beranggapan jika melaksanakan pernikahan pada bulan ini akan mendatangkan kesialan pada kedua pihak keluarga.
3. Mengadakan Hajatan
Sama halnya dengan menggelar suatu pernikahan, pelarangan ini tentunya didasari karena masih dipercayainya hari baik dan hari buruk.
4. Bepergian Keluar Rumah
Pada malam satu Suro biasanya dilarang untuk bepergian, karena masyarakat Jawa yang masih mempercayai hal ini beranggapan bahwa jika bepergian pada malam ini akan terjadi hal buruk ataupun musibah yang menimpa.
Baca Juga: Minyak Goreng Curah Bersubsidi Bisa Dinikmati Masyarakat Papua Barat
5. Arwah Leluhur Datang Berkunjung
Dalam masyarakat Jawa mempercayai pada malam 1 Suro ini arwah daripada leluhur ini akan datang mengunjungi keluarganya. Hal ini juga mendasari kenapa dilarang untuk bepergian pada malam satu Suro
Demikian adalah beberapa mitos serta pantangan yang biasanya dipercaya berkaitan dengan bulan Suro.***
