Menanggapi hal itu Komisaris PT AABBI mengatakan bahwa pihaknya telah mengerahkan segala upaya setelah insiden tragedi Kanjuruhan.
Dimana pihaknya bergerak membuka Crisis Center untuk penanganan korban, kemudian membantu menghadapi proses gugatan hukum, baik pidana dan perdata.
Disisi lain, Arema FC juga sedang berusaha menjaga eksistensi klub agar tetap berkompetisi.
Selain itu, Arema FC juga memberikan layanan trauma healing ditengah gempuran menerima berbagai sanksi dan denda dari federasi.
Meskipun demikian Tatang menuturkan jika upaya tersebut belum memenuhi keinginan berbagai pihak atau tidak menjadikan suasana di lapangan kondusif, maka manajemen akan mempertimbangkan keputusan untuk membubarkan klub Arema FC.
Hal itu dijelaskan Tatang sebagai respon manajemen atas semua insiden yang telah terjadi.
Ia mengungkap bahwa pertimbangan tersebut sudah dibicarakan oleh jajaran dan manajemen.
“Kami sangat memahami suasana duka yang berkepanjangan, kami akan terus berusaha dan berupaya agar situasi ini kembali normal. Tentu kami merespons atas insiden ini. Direksi dan manajemen berkumpul, membicarakan langkah berikutnya seperti apa,” kata Tatang dikutip dari Pikiran Rakyat.
Ia mengatakan bahwa manajemen sebelumnya memikirkan banyak faktor terkait rencana pembubaran tersebut.