Menurutnya, Spoils memiliki durasi pengukuran selama 25 detik. Bila digunakan secara penuh bisa bertahan hingga 4,65 jam. Adapun bila berada dalam posisi standby akan bertahan selama 19,23 jam.
Baca Juga: 'Ddu-du Ddu-du' BLACKPINK Melampaui 1,5 Miliar Penayangan YouTube, Rekor Baru untuk Grup K-pop
Sementara untuk tim Universitas Brawijaya, mereka mengembangkan Kemampuan Multifungsi Konsorsium Bakteri Kitinolitik dalam Budidaya Tanaman Kedelai.
Perwakilan tim, Achmad Roekhan mengatakan, dengan Bakteri Kitinolitik diharapkan dapat memacu pertumbuhan pada tanaman kedelai dan menjaga kelestarian lingkungan.
Menurutnya, selama ini konsumsi kedelai tinggi di Indonesia. Namun sebagian besar pasokannya berasal dari impor. Salah satu penyebab budidaya kedelai kurang berkembang di Indonesia adalah karena kedelai rentan terkena serangan penyakit damping off atau dikenal juga dengan penyakit rebah semai.
Baca Juga: KPK Mengevaluasi Capaian MCP Tahun 2020, Provinsi Papua Barat Masih Terbilang Rendah
Penyakit ini telah menyebabkan kehilangan hasil sampai seratus persen dengan kerugian mencapai 85 persen. “Petani kerap mengendalikannya dengan pestisida. Tetapi penggunaan pestisida secara terus menerus dan berlebihan dapat mencemari lingkungan dan mengganggu kesehatan manusia,” katanya.
Pestisida dinilainya lebih banyak menimbulkan kerugian. Oleh sebab itu, pihaknya meneliti dan mengembangkan penggunaan bakteri kitinolitik.
Bakteri itu dianggapnya mampu mengendalikan penyakit penting tanaman kedelai. Kemudian efektivitas penghambatannya empat kali lebih efektif daripada fungisida.
Baca Juga: Video Seorang Pria Diteriaki Begal Viral di Sumedang Hanya Kesalahfahaman