Peduli Wong Cilik Capres Ganjar Bakal Perkuat Bansos Jika Jadi Presiden

- 9 Januari 2024, 13:45 WIB
Capres dari partai wong cilik Ganjar Mahfud dinilai bakal perkuat bansos
Capres dari partai wong cilik Ganjar Mahfud dinilai bakal perkuat bansos /

PRIANGANTIMURNEWS - Bakal adanya pergantian Presiden Republik Indonesia di Tahun 2024 tidak sedikit masyarakat yang telah mendapatkan berbagai jenis bantuan sosial dari pemerintah.

Adanya pergantian Presiden menjadi kekahawatiran mereka yang telah mendapatkan bansos, mereka banyak yang khawatir ganti Presiden jatah bansos yang telah didapatnya hilang tidak di dapat lagi.

Namun kekhawatiran itu kini telah mendapat jawaban dari salah satu Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut tiga, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD yang kini terus melakukan kampanye visi dan misinya.

Baca Juga: Mau Tawuran Delapan ABG di Jakarta Barat Diamankan Polisi, Senjata Tajam dan Petasan Disita

Untuk lebih meyakinkan terhadap rakyat Indonesia, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah terus memberikan suport agar Ganjar dan Mahfud terus dengan lugas menyampaikan program bansos.

"Calon Presiden 03 Ganjar Pranowo harus lebih lugas lagi dalam menyampaikan program-program bantuan sosial yang akan dia berikan jika dia berhasil terpilih menjadi presiden,"kata, Dedi Selasa 9 Januari 2024.

“Kelas pemilih bawah lebih senang program yang langsung diterima, seperti BLT, Bansos, PKH, dan lainnya. Ganjar bisa saja mempromosikan menambah jumlah penerima dan jumlah nominal,” tambah, Dedi.

Baca Juga: Aktivis Antikorupsi Soroti Putusan Bebas Haris Azhar Dan Fatia Maulidiyanti Sebagai Pembelajaran Bagi Pejabat

Tidak bisa dipungkiri masyarakat Indonesia masih terbiasa dengan sesuatu yang instan. Asal dapat bantuan, urusan teknis itu belakangan.

“Tentu, masyarakat tidak tertarik dengan bagaimana cara mendapatkan keuntungan, mereka lebih senang langsung diberi.” kata, Dedi.

Maka dari itu, sebagai Calon Presiden dari partai wong cilik, PDIP, Dedi menyarankan dia lebih lugas dan tegas menyampaikan program-program bantuan sosial yang akan dia berikan jika dia berhasil terpilih menjadi presiden.

“ PDIP seharusnya menggunakan ilustrasi yang tegas,” ujar, Dedi.

Sebelumnya, Capres Ganjar Pranowo menegaskan bahwa dirinya akan tetap melanjutkan program bantuan sosial jika terpilih.

Baca Juga: Jenis Tindak Pidana dalam Pemilu Berdasarkan Undang Undang

Ada begitu banyak bansos yang diberikan pemerintah Indonesia, Ganjar ingin bansos ini lebih muda diakses melalui program andalan KTP Sakti.

"Kita hanya butuh satu kartu, yaitu KTP yang sudah dipegang setiap penduduk untuk menyalurkan bansos maupun untuk semua kebutuhan layanan masyarakat," kata Ganjar.

Program yang sudah ada seperti Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), Kartu Sembako Murah, Kartu Prakerja, Kartu Indonesia Pintar, Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Langsung Tunai (BLT).

Baca Juga: Ganjar Mahfud Terpilih Jadi Presiden Akan Bangun SMK Gratis

Selain itu, subsidi usaha produktif, Kartu Tani, Pupuk, Solar Nelayan dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro dan UMKM, dapat diakses dengan satu kartu, KTP Sakti.

Sementara itu, Pakar Kebijakan Publik dari Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah menilai gagasan KTP Sakti milik pasangan calon presiden dan wakil presiden Ganjar Pranowo-Mahfud MD sebagai wacana yang apik.

Kendati demikian, Trubus mengingatkan gagasan tersebut akan banyak menemui hambatan dalam pelaksanaannya.

"Ya bagus secara gagasan bagus, cuma implementasinya sulit," ujar, Trubus.

Baca Juga: KPU Kabupaten Tasikmalaya Tekankan Anak Gak Boleh Dilibatkan Kampanye, Sanksinya Pidana

Tantangan pertama, adalah waktu yang singkat dalam jabatan presiden dan wakil presiden yakni lima tahun.

Sedangkan untuk menyatukan berbagai data penerima bantuan sosial dengan nomor induk kependudukan (NIK), butuh waktu yang tidak sebentar.

"Kepemimpinan cuma berjalan 5 tahun, apa mungkin mengeksekusi satu kartu yang berisi banyak (data) kartu di DTKS," kata, Trubus.

Trubus mengingatkan untuk mewujudkan KTP Sakti dibutuhkan upaya yang tidak main-main. Apalagi berkenaan dengan ego sektoral dari masing-masing kementerian/lembaga yang saat ini mengampu program kesejahteraan sosial.

Baca Juga: Faktor Soliditas Pendukung Ganjar Mahfud Unggul Dibanding Dua Paslon

"Butuh kerja keras, energinya besar, dan kita kan ego sektoral. Belum lagi koordinasi antara pusat dan daerah," katanya.

Trubus juga menyebut saat ini masih ada kesenjangan dalam NIK. Banyak penduduk Indonesia yang belum mempunyai NIK.

"Utamanya yang tinggal di wilayah pedalaman dan pinggiran. Selama ini, NIK pun selama ini belum bisa menjangkau,"ujarnya.***

Editor: Rahmawati Huda


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah