Kisah Misteri dan Saksi Bisu Perang Kemerdekaan Indonesia Gunung Cikuray Garut

- 13 Agustus 2021, 05:30 WIB
 Gunung Cikuray Dayeuhmanggung, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Indonesia. Gunung Cikuray mempunyai ketinggian 2.821 meter di atas permukaan laut.
Gunung Cikuray Dayeuhmanggung, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Indonesia. Gunung Cikuray mempunyai ketinggian 2.821 meter di atas permukaan laut. /Pikiran Rakyat/

PRIANGANTIMURNEWS- Gunung Cikuray terletak di Dayeuhmanggung, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Indonesia.

Gunung Cikuray mempunyai ketinggian 2.821 meter di atas permukaan laut ini tidak mempunyai kawah aktif dan merupakan gunung tertinggi keempat di Jawa Barat setelah Gunung Ciremai, Gunung Pangrango dan Gunung Gede. 

Selain dikenal dengan keindahannya, ternyata Gunung Cikuray pun memilki jejak sejarah semasa zaman perang kemerdekaan Indonesia tahun 1947-1949 lalu.

Baca Juga: Rekomendasi Tempat Nongkrong yang Asyik di Kuningan Jawa Barat

Berdasarkan catatan sejarah yang dikumpulkan dari Perpustakan Pusat Dinas Sejarah (Disjarah) TNI-AD di Jalan Kalimantan Bandung, Nationaal Archief Belanda, dan Konklijke Bibliotheek Belanda, kawasan kaki Gunung Cikuray pun menjadi salah satu area konflik pihak Indonesia dengan Belanda pada tahun 1947-1949.

Tentara Nasional Indonesia (TNI) melanjutkan perlawanan melalui pe­rang gerilya dari hutan dan perkampungan Gunung Cikuray.

Perkebunan Dayeuhmanggung dan Perkebunan Juliana ke­mudian dikuasai pasukan Belanda dan kembali dikelola Firma Tiedeman & van Kerchem. 

Beberapa hari menjelang Perjanjian Renville, 17 Januari 1948, atau sekitar 73 tahun yang lalu, hal unik terjadi kala itu, diketahui ada sebagian anggota pasukan TNI Batalion (Yon) 32/Garuda Hitam terlibat praktik klenik alias mistis. 

Baca Juga: Indonesia Mengatakan Proyek 'Jurassic Park' Berjalan Sesuai Rencana Meskipun ada Peringatan dari UNESCO

Komandan Yon 32/Garuda Hitam pada saat itu Kapten Mohamad Rivai, mengetahui apa yang dilakukan oleh pasukannya dan melarang keras perbuatan mereka karena merupakan suatu perbuatan keliru.

Halaman:

Editor: Muh Romli

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah