Legenda Asal Usul Waduk Darma Cikijing Kuningan dan Misteri Tumpukan Tanah Berbentuk Tumpeng 

- 19 Februari 2022, 17:16 WIB
Bagi yang suka berwisata alam, tentu sudah tak asing lagi dengan Waduk Darma yang ada di Kuningan. Ini legenda asal usul waduk Darma itu
Bagi yang suka berwisata alam, tentu sudah tak asing lagi dengan Waduk Darma yang ada di Kuningan. Ini legenda asal usul waduk Darma itu /Tangkap layar Youtube Lebakherang/
 
PRIANGANTIMURNEWS - Waduk Darma  merupakan salah satu destinasi wisata di daerah Cikijing Kabupateng Kuningan Jawa Barat.
 
Waduk Darma dirintis oleh Belanda pada Tahun 1922 pada saat para wali Allah datang ke darma, dulunya sebuah situ atau danau kecil yang  sebagai kawasan pesawahan juga pemukiman penduduk. 
 
Waduk Darma adalah sebagai titik temu antara Desa Darma, Jagara, Sakerta, Paninggaran, Cipasung, Kawah Manuk dan  Parung.
 
 
Di tengah tengah Waduk Darma terdapat mata Air Cihanyir, dan  di sebelah utara Waduk Darma terletak Gunung Ceremai. 
 
Menurut kepercayaan masyarakat sekitar dahulu saat para wali masih hidup. Waduk Darma merupakan bendungan atau situ besar yang dibuat oleh Embah Satori atau Embah Dalem Cageur, 
 
Air yang mengairi Waduk Darma  berasal dari mata air Cihanyir yang berasal di tengah pulau Waduk Darma dan dari Hulu Sungai Cisanggarung. 
 
 
Tujuan Embah Dalem Cageur membuat Situ Waduk Darma untuk tempat bermain putranya bernama Pangeran Gencay. Selain dari itu Embah Dalem Cageur juga memiliki hobi memelihara ikan.
 
Dalam proses pembuatan situ, Embah Dalem Cageur tidak sedikit mengerahkan tenaga para kurawanya, sehingga memerlukan jamuan atau hidangan yang cukup banyak dikeluarkan untuk menjamu para pekerjanya.
 
Menurut cerita untuk  memasak nasi Embah Dalem Cageur memilih satu bukit yang berada di sekitar Desa Darma kawah Manuk yang kini di kenal sebagai bukit Pangriutan.
 
 
Menurut saksi hidup jamuan untuk para pekerja di saat proses pembuatan situ sampai saat ini ada peninggalannya berupa tumpukan tanah berbentuk congcot atau nasi tumpeng.
 
Bahkan sejak dulu hingga sekarang tumpukan tanah berbentuk tumpeng tidak pernah hilang walau pun sudah dirusak manusia dan digenangi air selama puluhan tahun tetap masih ada.
 
Embah Dalem Cageur setelah membuat situ juga membuat sebuah perahu terbuat dari kayu jati dengan ukuran cukup besar. 
 
 
"Ukuran perahu menurut penduduk yang pernah menginjak disaat Waduk Darma disurutkan tahun 1972 diperkirakan panjangnya 20 x 7 meter."katanya dikutip priangantimurnews.pikiran-rakyat.com dari lebakherang Minggu 19 Februari 2022.
 
Embah Dalem Cageur membuat Perahu untuk bermain atau berlayar anaknya bernama Pangeran Gencay. 
 
Perahu yang sudah selesai dibuat terus digunakan untuk bermain bersama teman temanya bahkan tidak mengenal waktu perahu digunakan siang mau pun malam. 
 
 
Sementara penduduk hanya menonton Pangeran Gencay sambil menabuh berbagai gamelan, yang kini namanya disebut Muncul Goong.
 
Di suatu hari memang yang namanya takdir tak dapat dipungkiri dan malang tidak bisa dihadang. 
 
Pada satu malam saat bulan purnama, pangeran Gencay bersama para pengasuhnya yang sedang bersenang senang menaiki perahu buatan ayahnya karam tenggelam di tengah tengah situ yang sekarang bernama Waduk Darma. 
 
 
Pada saat kejadian itu jerit tangis dan ratapan pun tidak dapat ditahan. Sehingga kedukaan Embah Dalem Cageur pun tak dapat dilukiskan.
 
Saking kecewanya sejak kejadian itu Embah Dalem Cageur memerintahkan situ itu harus dibobolkan dan tidak boleh diairi lagi. Karena ia menilai kelak akan membahayakan anak cucu.
 
Setelah jenazah pangeran Gencay ditemukan dan dibawa ke satu tempat yang kini bernama Munjul atau menonjol, Bangle adalah bangkai.
 
 
Adapun tempatnya bermain Pangeran Gencay, oleh penduduk diberi nama labuhan bulan, karena perahunya tenggelam tepat saat bulan Purnama. 
 
Sedangkan pada jaman Belanda seluruh tanah yang akan dijadikan Waduk Darma dibeli secara tunai oleh Belanda, hal itu terjadi pada tahun 1939 dengan perhitungan tanah rakyat dibeli seharga 100 persen. 
 
Untuk kekayaan desa di beli 2/5 persen sedangkan tanah bengkok dibeli seharga setengah normal harga pada saat itu. 
 
 
Pada saat itu Jepang sudah menguasai Indonesia sampai proyek Waduk Darma dihentikan untuk sementara. 
 
Namun pada tahun 1954 Presiden Soekarno turun tangan untuk proyek pembuatan Waduk Darma. Kemudian dilanjut dengan proses pembebasan tanah diselesaikan pada 1961. 
 
Inilah deretan kisah atau asal usul Waduk Darma ada di Cikijing Kabupaten Kuningan yang diyakini angker.***
 
 

Editor: Muh Romli

Sumber: Youtube lebakherang


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x