BLT BPJS Dihapus Pekerja Jangan Galau, Pemerintah Telah Siapkan Program untuk Bantu Para Pekerja

- 6 Februari 2021, 15:28 WIB
Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah
Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah /Instagram.com/@kemnaker

PRIANGANTIMURNEWS – Bantuan Langsung Tunai (BLT) BPJS Ketenagakerjaan tahun 2021 oleh pemerintah tak diperpanjang lagi.

Dihentikannya BLT BPJS Ketenagakerjaan karena tak diamsukkan dalam APBN 2021 tersebut tentu membuat para karyawan kecewa.

Kekecewaan terjadi, selain BLT BSU tak dilanjutkan lagi, penyaluran BLT BPJS Ketenagakerjaan termin kedua belum semua tersalurkan sesuai harapan.

Baca Juga: Diduga Tak Kuat Menahan Beban, Pembatas Tembok Jalan Proyek Jembatan Cikidang Ambruk

Pada penyaluran BLT BSU termin kedua sebanyak 12,4 Juta karyawan. Sementara pada penyaluran bantuan termin kedua bulan November-Desember 2020 disalurkan kepada 12.244.169 orang.

Dikutp priangantimurnews.com dari Antara, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah anggaran BLT BSU BPJS Ketenagakerjaan emang tidak dimasukkan dalam APBD 2021.

"Sementara, memang di APBN 2021 BSU tidak dialokasikan. Nanti dilihat bagaimana kondisi ekonomi berikutnya, " ujar Menaker Ida Fauziyah pada Sabtu, 30 Januari 2021 lalu.

Baca Juga: Timboel Siregar: BLT BSU Harus Tetap Ada, Tapi Harus Tepat Sasaran

Namun, menurut Menaker Ida, pemerintah telah menyiapkan berbagai program untuk membantu para pekerja di luar pemberian subsidi upah atau BLT BPJS Ketenagakerjaan.

Kemnaker, lanjutnya, sebagai salah satu Kementerian yang memiliki peran sentral dalam mempersiapkan SDM unggul misalnya selalu berusaha untuk menjalin sinergi dan kolaborasi dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) .

Sinergi dan kolaborasi dengan DUDI misalnya terutama dalam proses pengambilan kebijakan di bidang pelatihan vokasi.

Baca Juga: Seorang Pemancing Ditemukan Tewas Mengambang di Sungai Ciwulan Tasikmalaya


"Salah satu bentuk sinergi dan kolaborasi yang dilakukan adalah seperti penandatanganan MoU kerja sama antara Ditjen Binalattas dan BBPLK Medan dengan para mitra seperti PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia), " ujarnya.

Kerja sama, katanya, dalam hal pelatihan dan peningkatan kompetensi serta pemagangan dan penempatan kerja bagi calon pekerja dan pekerja.

"Kerja sama ini merupakan langkah yang sangat baik. Perusahaan dan asosiasi juga diuntungkan dengan adanya bantuan untuk meningkatkan kompetensi pekerjaanya sehingga sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan, " ujarnya.

Baca Juga: Sadis, di Garut Mayat Seorang Gadis Ditemukan dengan Dubur Tertusuk Bambu

Nantinya perusahaan juga akan mendapatkan peningkatan produktivitas sebagai hasil dari peningkatan kompetensi.


"Bagi pemerintah hal itu merupakan salah satu langkah untuk dapat membantu mengatasi permasalahan pengangguran melalui terserapnya tenaga kerja kompeten," lanjut Menaker Ida

Menaker Ida juga menegaskan, dalam jangka waktu yang panjang, bentuk kolaborasi seperti itu akan menghasilkan "multiplier effect" yang akan berdampak positif.

Baca Juga: Kabar Baik, Bupati dan Wabup Pangandaran Dinyatakan Sembuh Dari COVID-19

Baik bagi tenaga kerja, perusahaan dan termasuk pemerintah khususnya dalam menekan angka pengangguran yang meningkat akibat pandemi COVID-19.

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan untuk proyeksi alokasi anggaran PEN tahun ini mencapai Rp553,09 triliun atau mendekati realisasi 2020 sebesar Rp579,78 triliun.

“Dalam rapat sidang kabinet lalu, paripurna dan dalam rapat-rapat kami, Kementerian Keuangan sudah melakukan pendataan dan angka terkait alokasi pemulihan ekonomi 2021 ini besarnya adalah Rp553 triliun,” Selasa, 26 Januari 2021.

Baca Juga: Kota Tasik Kembali Zona Orange, Masyarakat Diminta Tetap Tingkatkan Disiplin

Menko Airlangga menjelaskan pemerintah meningkatkan alokasi anggaran PEN dari sebelumnya Rp403,9 triliun sebagai bentuk komitmen serta dukungan terhadap pemulihan ekonomi dan penanganan pandemi.

“Artinya, pemerintah sudah melihat bahwa pemulihan ekonomi pada 2021 ini memerlukan support yang sama seperti 2020,” katanya melanjutkan.

Baginya, selama herd immity masyarakat Indonesia belum terpenuhi melalui vaksinasi yang akan dilakukan selama satu tahun ke depan maka enam bidang harus terus mendapat dukungan.

Baca Juga: Air Beras Bermanfaat Bagi Kesehatan Kulit Wajah dan Hilangkan Jerawat, Simak Caranya

Enam bidang, kata Menko Airlangga, yang masuk dalam fokus anggaran PEN 2021 sebesar Rp553,09 triliun meliputi kesehatan, perlindungan sosial, program prioritas, UMKM dan pembiayaan korporasi, serta insentif usaha.

Dalam bidang kesehatan mendapat alokasi sebesar Rp104,7 triliun yang digunakan untuk pengadaan dan operasional vaksin COVID-19, sarana, prasarana dan alat kesehatan, biaya klaim perawatan, insentif tenaga kesehatan dan santunan kematian, serta bantuan iuran BPJS untuk PBPU/BP.


Sedangkan, bidang perlindungan sosial memiliki alokasi Rp150,96 triliun dengan 7 bantuan sosial yakni fokus PKH bagi 10 juta KPM, kartu sembako, prakerja, BLT dana desa, bansos tunai bagi 10 juta KPM, subsidi kuota PJJ, serta diskon listrik.

Baca Juga: Program KIP untuk Mahasiswa Terus Berjalan

Anggaran program prioritas dialokasikan Rp141,36 triliun yang difokuskan pada dukungan pariwisata, ketahanan pangan, pengembangan ICT, pinjaman ke daerah dan subsidi ke daerah, padat karya K/L, kawasan industri, serta program prioritas lainnya.

Kemudian, bidang UMKM dan pembiayaan korporasi dialokasikan Rp156,06 triliun dengan fokus pada subsidi bunga KUR dan non-KUR, IJP korporasi dan UMKM, penempatan dana, serta penjaminan loss limit dan korporasi.

Baca Juga: Wagub Jabar Uu Tebar Ikan Sebanyak 150.000 Bibit di Pangandaran


Terakhir kata Menko Airlangga untuk pembiayaan PEN lainnya serta PMN kepada BUMN yang menjalankan penugasan yaitu HK, ITDC, Pelindo III, dan KIW.

Sebagai informasi tambahan, untuk alokasi untuk insentif usaha 2021 masih akan secara reguler dilaporkan.***

Editor: Muh Romli

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah